NEW DELHI (Arrahmah.com) – Kerusuhan yang terjadi selama berhari-hari, di mana orang-orang Hindu menyerang rumah-rumah milik Muslim dan masjid-masjid di New Delhi telah memicu kecaman dari dunia Muslim dan AS. Setidaknya 34 orang dilaporan tewas atas kejadian ini.
Presiden Recep Tayyip Erdoğan pada Kamis (27/2/2020) mengutuk “pembantaian” Muslim di India. “India saat ini telah menjadi negara di mana pembantaian tersebar luas. Pembantaian apa? Pembantaian umat Islam. Oleh siapa? Hindu,” kata Presiden Erdoğan dalam pidatonya di Ankara
Kekerasan pecah pekan ini antara kelompok Hindu dan Muslim ketika massa melakukan demonstrasi mengenai hukum kewarganegaraan yang kontroversial. Bentrokan antara demonstran pro dan anti-kewarganegaraan dimulai pada Ahad (23/2) dan terus bergulir selama beberapa hari. Kekerasan pun berubah menjadi sekterian, dengan umat Hindu menghancurkan masjid dan rumah-rumah milik Muslim.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendesak pemerintah India untuk menghentikan “kekerasan anti-Muslim” dan penodaan tempat-tempat ibadah umat Islam di negara itu.
“OKI mengutuk kekerasan baru-baru ini dan yang mengkhawatirkan terhadap umat Islam di India, yang mengakibatkan kematian dan cedera orang-orang tak berdosa dan pembakaran dan perusakan masjid dan rumah-rumah milik Muslim,” ungkap pernyataan itu.
Dalam pernyataan tersebut, OKI juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban “tindakan keji” dan menuntut para pelaku diadili.
Pejabat hak asasi manusia AS juga mengangkat kekhawatiran atas kegagalan pemerintah India untuk menghentikan serangan terhadap Muslim. Kepala Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan undang-undang baru yang diadopsi Desember lalu itu “sangat memprihatinkan” dan dia khawatir dengan laporan tidak adanya polisi dalam menghadapi serangan terhadap Muslim oleh kelompok lain. “Saya menghimbau semua pemimpin politik untuk mencegah kekerasan,” kata Bachelet dalam pidato di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Pada Rabu (26/2), Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS mengatakan sangat terganggu oleh kekerasan dan mengutip keterangan bahwa polisi tidak melakukan intervensi dalam serangan terhadap Muslim, yang telah dibantah oleh polisi dan pemerintah federal India. Orang-orang Muslim menuduh polisi membantu orang-orang Hindu dalam bentrokan, termasuk membakar sebuah masjid yang menghanguskan Al-Quran serta dinding-dindingnya. (rafa/arrahmah.com)