SOLO (Arrahmah.com) – Man proposes but God disposes. Kita dapat berencana setinggi langit, tapi ketentuan di tangan Allah SWT. Itulah pula halnya dengan Bazahir, remaja yang bakal menjadi kebanggaan kampungnya di Pulau Kangge, Kec Pantar Barat Laut, Kab Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Melalui bantuan Ustadz Gunawan Bala, da’i Dewan Dakwah di Pulau Kangge, potensi Bazahir dilejitkan. Melalui perjalanan laut selama 5 jam dari Pelabuhan Kalabahi, dilanjutkan menumpang kapal fery selama 9 jam menuju Kupang NTT, lalu terbang ke Surabaya, Jawa Timur, dilanjutkan perjalanan darat ke Surakarta, Jawa Tengah, akhirnya Bazahir masuk SMA dan Pondok Pesantren Muhammadiyah Imam Syuhodo di Sukoharjo.
Kader Ustadz Gunawan itu tak menyia-nyiakan kesempatan yang diperolehnya. Ia belajar serius dan sungguh-sungguh. Hasilnya, anak ke 4 dari 7 bersudara itu mampu menyelesaikan SMA-nya disertai hafalan 15 Juz Qur’an.
Bahkan, Bazahir mendapat peluang untuk melanjutkan studi ke Yaman dengan beasiswa.
Nun jauh di kampungnya, orangtua Bazahir bersyukur sekaligus sedih. Mereka jelas bangga dengan prestasi anaknya, namun juga nelangsa karena berat niat untuk memupus rindu menjumpainya setelah berpisah sekitar tiga tahun. Demikian pula sebaliknya, pulang kampung adalah suatu kemewahan buat Bazahir.
Maka, sanak-saudara Bazahir berusaha mengumpulkan uang untuk membiayai kepulangan Bazahir ke Kangge, sebelum ia terbang ke Yaman.
Di Solo, Bazahir gembira mendapat kabar bahwa tabungan kerabatnya mendekati cukup untuk biaya pulang kampung. Ia sudah membayangkan, beberapa hari lagi bakal pulang kampung berkumpul dengan keluarganya.
Namun, sebuah peristiwa membuat kepulangan Bazahir lebih cepat dari rencana. Bukan pulang kampung, tapi pulang ke haribaan-Nya.
Siang itu, Bazahir dan seorang kawannya mendapat tugas untuk ke panti asuhan. Berboncengan sepeda motor, mereka melaju ke tujuan. Saat melalui ruas jalanyang sedang diperbaiki dan padat kendaraan, tak terelakkan motor yang dikendarai Bazahir bertubrukan dengan sebuah bus besar. Bazahir dan temannya terkapar di aspal jalan dengan kondisi mengenaskan.
Segera kedua korban dilarikan ke Rumah Sakit Dr Oen, Solo Baru. Namun setiba di Rumah Sakit, Bazahir sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan kawannya dalam kondisi kritis. Kepalanya luka berat. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Ustadz Gunawan Bala segera memboyong orangtua almarhum ke Pesantren Imam Syuhodo Sukoharjo. Dengan berderai airmata, orang-orang kampung nan lugu itu mesti merelakan kepergian anaknya untuk selamanya.
”Terima kasih, dan tolong doakan yang terbaik bagi almarhum dan keluarganya,” ujar Ustadz Gunawan dengan pilu, tatkala belum lama ini menerima bantuan dari LAZIS Dewan Da’wah untuk biaya akomodasi kepulangan keluarga Bazahir ke Pulau Kangge.(azm/nurbowo/arrahmah.com)