LONDON (Arrahmah.com) – Turki mengirim tank dan senjata militer ke Libya melalui Mediterania hanya beberapa hari setelah menyetujui embargo senjata PBB ke negara itu, menurut laporan investigasi BBC yang menunjukkan citra satelit, gambar, dan video yang membuktikan pelanggaran Turki.
Citra satelit yang diterbitkan di BBC menunjukkan tiga kapal Turki, dengan satu bernama BANA dikawal oleh dua fregat G-Class.
Kapal-kapal itu dilacak meninggalkan pelabuhan Turki Mersin di Turki pada 4 Januari dengan tujuan Gabes di Tunisia, menurut salah satu pelaut Turki di atas kapal. Namun, transponder kapal dimatikan tiga hari kemudian di lepas pantai Libya. Gambar satelit ditemukan pada hari yang sama menempatkan BANA merapat di pelabuhan Tripoli, ibu kota Libya.
BANA mencapai pelabuhan Genoa di Italia tiga hari setelah meninggalkan Tripoli. Pihak berwenang Italia menanyai orang-orang Turki di atas kapal, dengan seorang pelaut mengaku bahwa kapal itu terlibat dalam perdagangan senjata ilegal antara Turki dan Libya.
Turki, bersama dengan beberapa negara, bertemu di Berlin pada 19 Januari di mana semua peserta sepakat untuk menghormati embargo senjata PBB di Libya dan mendukung upaya-upaya menuju gencatan senjata abadi di negara itu. KTT Berlin telah mengumpulkan para pejabat tinggi dari Uni Emirat Arab, Mesir, Turki serta negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa.
Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya yang diakui PBB yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj telah berperang melawan pemerintah alternatif yang berbasis di kota timur Benghazi yang pasukannya dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar.
Al-Sarraj bergantung pada sejumlah besar milisi, yang dibentuk pada dan setelah pemberontakan 2011 terhadap diktator lama Muammar Gaddafi.
Jenderal Haftar melancarkan serangan untuk merebut ibukota Libya Tripoli pada bulan April dengan bersumpah untuk mengakhiri kekuasaan milisi yang mencakup kelompok garis keras yang terkait dengan Al Qaeda dan lainnya. Jenderal Haftar dilaporkan telah menerima dukungan dari sekutu internasional yang menentang ekstremisme dan Ikhwanul Muslimin. (Althaf/arrahmah.com)