SURABAYA (Arrahmah.com) – Kasus gizi buruk kembali terjadi di Kediri. Kali ini korbannya, Nabila Khairunisa, bayi berumur 5 bulan. Gara-gara supli gizi kurang selama kehamilan, dia menderita penyakit fabio palato schicis, gangguan pada saluran pernafasan dan pencernaan. Kondisinya saat ini kritis, karena penyakitnya parah dan kompleks.
Putri kedua pasangan Ari Kusmianto dan Kasinatun hingga Minggu (22/11) dirawat di RSUD Pelem Kediri. Untuk membantu Nabila bertahan hidup, dipasang alat bantu pernafasan.
Sedangkan sebagai pengganti makanannya harus dilewatkan infus, karena bayi dengan kelainan ini tak bisa mengonsumsi makanan secara langsung. Akibatnya, kondisi kesehatan bayi yang menderita kelainan tersebut semakin hari semakin melemah.
“Rata-rata penyakit fabio palato schicis diderita oleh keluarga dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Karena saat hamil suplai gizi bayi kurang sehingga saat dilahirkan dia tidak sehat dan punya kelainan bawaan,” kata Sri Endah Kepala Ruang Anak RSUD Pelem Pare, Senin (23/11).
Dari pemeriksaan sementara yang dilakukan tim dokter setempat, lanjut Sri diketahui saluran pernafasan dan pencernaan Nabila jadi satu, sehingga dia sulit untuk makan dan bernafas. Selain itu bayi tersebut juga mengalami kelainan pada ukuran tengkorak kepalanya sehingga ada bagian otak yang kurang berfungsi.
Saat pertama kali lahir, Nabila mempunyai berat dan ukuran tubuh layaknya bayi normal. Namun karena menderita kelainan bawaan, berat badannya terus berangsur turun.
“Saat lahir beratnya 3,5 kg dan panjangnya 30 cm. Namun sekarang beratnya tinggal 2 kg dan kondisi kesehatannya tidak baik,” kata Kasinatun yang setia merawat dan menunggu putri keduanya itu.
Kondisi seperti itu menurutnya dialami Nabilas sejak menginjak usia 2 bulan. Pada usia tersebut dia sudah tidak dapat mengonsumsi makanan karena gangguan pada alat pencernaannya. “Bibirnya yang atas sumbing dan saluran mulut dan hidungnya tidak terpisah,” jelas Kasinatun kelihatan pasrah.
Melihat kondisi kesehatan putrinya yang semakin hari-semakin memburuk, Kasinatun pun segera memeriksakan balitanya ke puskesmas di desanya.
Namun pihak puskesmas memberi rujukan agar bayi tersebut segera dibawa ke RSUD Pelem Pare untuk mendapat perawatan intensif. “Kalau di puskesmas alatnya tidak ada, akhirnya saya membawanya ke rumah sakit,” ucapnya.
Yang lebih memilukan lagi bagi Kasinatun, saat dia harus merawat putrinya yang sedang sakit, Ari Kusmianto suaminya harus berurusan dengan yang berwajib gara-gara kasus kecelakaan. Meski berat, dia mencoba tetap tegar dan terus bertahan.
“Suami saya seorang sopir rruk, sekarang dia ditahan karena menabrak orang sampai meninggal di Semarang,” keluh Kasinatun. (sp/viva/arrahmah.com)