GAZA (Arrahmah.id) — Puluhan ribu warga Palestina telah meninggalkan utara Gaza sejak beberapa hari terakhir, usai militer Israel memberikan jeda selama empat jam setiap harinya untuk mengizinkan evakuasi warga.
Warga sipil yang terdiri dari perempuan, anak-anak, hingga orang lanjut usia, hanya membawa barang seadanya sambil menggenggam kartu tanda pengenal dan mengibarkan bendera putih sambil berjalan kaki.
“Sulit untuk mendapatkan informasi mengenai operasi militer yang sedang berlangsung. Namun orang-orang yang kami ajak bicara di Gaza mengaku melihat pasukan Israel mendirikan pos di gedung-gedung di dekatnya,” kata jurnalis Al Jazeera di Gaza, Alan Fisher (8/11/2023).
“Pada saat yang sama kami melihat ribuan orang bergerak ke selatan. Mereka berjalan kaki. Mereka mengibarkan bendera putih karena takut diserang. Mereka bergerak bersama dalam jumlah besar, dengan keyakinan akan aman,” demikian menurut laporan Fisher.
Dia mengutip laporan Israel yang mengatakan hanya tersisa sekitar 100 ribu orang di Jalur Gaza utara. Sebelumnya ada lebih dari satu juta orang di sana.
“Tentara Israel mengatakan mereka akan menargetkan infrastruktur dan fasilitas senjata Hamas. Ini akan menjadi pukulan yang paling keras bagi milisi Hamas yang mereka temukan,” kata dia.
Sejak awal pekan ini, pasukan Israel telah mengepung Kota Gaza dan terlibat pertempuran sengit secara langsung dengan anggota milisi Hamas.
Warga Palestina juga menyebut tidak ada satu pun wilayah yang aman dari pengeboman Israel. Hingga kini lebih dari 70 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi. (hanoum/arrahmah.id)