YANGON (Arrahmah.com) – Selasa (2/4/2013) dini hari sekitar pukul 02:45 waktu lokal, sekolah Islam Swardikiyah di Yangon, Myanmar, yang terletak di samping masjid mengalami kebakaran hingga menewaskan 13 siswa.
Menurut laporan seorang polisi setempat kepada Agence France-Presse (AFP) pada Selasa (2/4), kebakaran disinyalir akibat korsleting listrik, tetapi masyarakat merasa ada yang janggal dalam insiden ini.
Berdasarkan laporan media lokal Myanmar, M-Media, kebakaran terjadi sekitar pukul 02:45 pagi dan dapat dipadamkan pada pukul 03:30. Warga menduga kebakaran ini adalah pembakaran yang disengaja. Api mulai menyambar dari lemari sepatu. Saat para siswa menyadari api telah menyebar, mereka berlari untuk menyelamatkan diri dan tergelincir di tangga karena lantai basah dengan minyak, mereka mengaku mencium bau bensin. Sekolah tersebut adalah bangunan dua tingkat, dan diketahui hanya bagian dalam gedung yang terbakar.
M-Media berhasil mewawancarai dua siswa sekolah tersebut yang dapat selamat dari kebakaran itu. “Sekolah kami dua tingkat. Kami awalnya tidak tahu itu sudah terbakar. Saat kami sadar api telah menyebar, Kami melarikan diri lewat tangga, dan tergelincir di atas minyak yang terdapat di lantai,” ungkap siswa itu.
“Ada sekitar 70 siswa di sekolah kami pada saat itu. Sekarang (saat diwawancara -red) 51 siswa telah melarikan diri. Sekolah tidak menyimpan bahan-bahan mudah terbakar apapun seperti bensin atau minyak tanah. Kemeja-kemeja kami hingga sekarang masih bau bensin,” katanya.
Di sisi lain, seorang saksi mata menuturkan kepada M-Media bahwa, “Saya sekarang berada di tempat kebakaran. Kebakaran tidak mencapai masjid, hanya di dalam sekolah. Tiga mobil pemadam kebakaran sampai di sini dan memadamkan api. Anak-anak yang terbakar ditemukan bersama-sama dalam satu tempat. Yang mengejutkan saya, salah satu di antara mereka tidak terkena api tetapi semuanya meninggal, dan satu lagi, karena mereka diduga sedang tertidur di kasur mereka, Saya tidak paham mengapa mereka semua terbakar hingga meninggal dalam satu tempat bersama-sama.”
“Sekarang, penyebab kebakaran ini dikatakan akibat kejutan listrik. Sebenarnya bukan begitu. Saya berbicara kepada orang-orang yang tinggal di jalan ini, dan mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka mendengar suara benturan keras dua jam sebelumnya, tetapi mereka tidak memperhatikan dari mana datangnya suara itu. Kemudian, mereka mengatakan bahwa mereka melihat api dari sekolah itu, awalnya mereka kira itu hanya nyala lilin, dan segera mereka tahu sekolah itu kebakaran. Sekarang jenazah telah dibawa ke rumah sakit, dan mereka yang telah melarikan diri ditempatkan di sebuah kamp. Saya yakin itu bukanlah kejutan listrik, itu pasti pembakaran,” tambah saksi itu.
Sekolah ini terletak di Botathaung, di kota tersebut, dan berada di samping masjid. Hingga ratusan siswa Muslim dari seluruh Myanmar belajar dan menghafal Al-Quran di sana. Sekarang, sekolah ini ditutup untuk sementara. (siraaj/arrahmah.com)