Petinggi angkatan darat Inggris akan mempertimbangkan kembali rencana pengiriman Pangeran Harry ke Iraq, Pasalnya, muncul peringatan bahwa pewaris tahta kerajaan Inggris tersebut bisa terbunuh serta menjadi target penculikan.
Demikian dikatakan pejabat keamanan Inggris, Kamis (26/4). Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan pengiriman pangeran berusia 22 tahun itu ke Iraq memang menjadi pertimbangan pejabat militer Inggris berdasarkan banyaknya tentara Inggris yang tewas di Iraq.
Menurut harian The Sun, Harry yang berpangkat letnan dua ini kemungkinan tidak akan dikirim ke Iraq karena bisa menjadi target kelompok pejuang. Kondisi ini juga akan membahayakan pasukan yang akan dipimpinnya.
Harry yang tergabung dalam Resimen Blues and Royals di Household Cavalry, memiliki 11 anak buah. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Inggris berencana mengirim anak Pangeran Charles ini bertugas ke Iraq selama enam mulai, mulai Mei ini.
“Masalah ini sangat kompleks. Tidak satupun dari kami ingin memberikan kemenangan kepada kelompok bersenjata di Iraq dengan membatalkan pengiriman Pangeran Harry ke Iraq. Namun beberapa pejabat senior menilai jika ia dikirim, bisa saja menimbulkan sebuah bencana,” ungkap sumber The Sun.
Sementara surat kabar Observer yang mengutip sumber di dalam kelompok pejuang Iraq, menyebutkan kelompok pejuang di Iraq telah merencanakan menculik Harry jika jadi dikirim ke Iraq.
Sebelum ini, sempat diberitakan, Sejumlah kelompok pejuang di Iraq telah menyusun rencana terinci untuk menangkap Pangeran Harry sebagai sandera ketika dirinya tiba di kawasan tersebut bulan depan, demikian dilaporkan surat kabar Inggris, Observer, edisi Ahad (22/4) kemarin.
Menurut Observer, kelompok-kelompok pejuang mengklaim bahwa mereka memiliki informan di barak-barak militer Inggris di Iraq yang mengamati pangeran Inggris yang berusia 22 tahun itu.
Para pemimpin milisi mengatakan, foto Harry sudah diserbarkan di kalangan pejuang di daerah dimana pangeran tersebut akan ditempatkan, kata surat kabar itu.
Klaim tersebut disampaikan di tengah kecaman-kecaman publik terhadap Kementerian Pertahanan Inggris yang seharusnya tidak mengizinkan Pangeran Harry bertugas di Iraq karena ia akan dijadikan sasaran tingkat tinggi. [afp/mi/cha/hid.com]