KHARTOUM (Arrahmah.com) – Presiden Sudan, Omar al Bashir, mengatakan pada Jumat (20/4/2012) bahwa negaranya tidak ingin memperoleh pendapatan minyak dari Sudan Selatan dan tidak akan membuka kembali pipa minyak selatan.
“Kami tidak ingin memperoleh uang dari minyak dan kami tidak akan membuka pipa. Minyak Sudan Selatan tidak akan bisa melewati tanah kami,” kata Bashir setelah merayakan kemenangan militer dalam mengusir Sudan Selatan keluar dari ladang minyak utamanya di Heglig.
Otoritas Selatan mengatakan telah memerintahkan diakhirinya 10 hari pendudukan yang telah memicu kekhawatiran perang yang lebih luas.
Sudan Selatan dipisahkan sejak Juli lalu, dan menjadikan Sudan Utara kehilangan sekitar 75 persen produksi minyak dan menciptakan krisis ekonomi di wilayah utara.
Saat ini, yang masih menjadi masalah yang belum terselesaikan antara Sudan utara dan selatan adalah sengketa biaya minyak, yang memimpin pemerintah Juba pada Januari untuk menutup produksi minyak mentah setelah Khartoum mulai merebut minyak Selatan sebagai pengganti kompensasi.
Daratan Sudan Selatan menggunakan pipa utara dan pelabuhan untuk mengekspor minyak mentah, tetapi kedua belah pihak tidak dapat menyetujui karena Juba yang harus membayar untuk pengiriman tersebut. (althaf/arrahmah.com)