ISTANBUL (Arrahmah.com) – Saat para ulama Suriah menasehati rezim Bashar Asad, terlihat bahwa rezim tidak mempedulikan nasib rakyatnya yang sebagian besar adalah kaum Muslimin.
Rezim Bashar bahkan menginginkan pemusnahan kaum Muslimin, sementara orang-orang Nushairiyah tetap hidup. Bahkan mereka telah menyatakan dengan satu suara bahwa tidak mengapa apabila jumlah penduduk Suriah yang 20 juta harus dimusnahkan setengahnya demi kelanggengan rezim ini. Benar-terkutuk lagi laknatullah rezim ini.
Para ulama Suriah berkumpul di Turki untuk merintis Dewan Syariah Independen. Kehadiran lembaga ini akan menjadi rujukan bagi rakyat Suriah yang sudah lama dijauhkan dari ulama.
Ulama Muda Homs, Syaikh Anas Ahmad Suwaid menyebut selama ini ulama mendapatkan tekanan untuk berdakwah dan mengeluarkan fatwa. Lahirnya Dewan yang berisikan ulama-ulama berpengaruh Suriah ini diharapkan dapat menyatukan fatwa-fatwa yang ada . Ini menjadi tonggak dalam menegakkan Daulah yang berlandaskan Syariat Islam.
Wartawan Indonesia yang tergabung dalam Tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) berkesempatan untuk mewawancarai Syaikh Anas di tengah jeda Muktamar Suriah yang digelar di Turki, Jumat-Sabtu (11-12 April 2014). Dengan ramah dan penuh perhatian, Ulama yang pernah langsung menyampaikan nasihat kepada Bashar Asad ini memberikan jawaban atas pertanyaan yang disodorkan. Bagaimana kondisi Suriah terakhir? Bagamimana peranan ulama? Dan apa nasihatnya bagi kaum Muslimin di Indoneisia?
Berikut petikan wawancara Tim JITU:
Bisa Anda jelaskan kondisi yang terjadi di Suriah?
Selama kurang lebih 40 tahun rakyat Suriah berada dalam kondisi tertindas dan tertekan oleh rezim berkuasa. Kebebasan dan keadilan terenggut dari mereka. Tidak ada seorangpun yang berani berkata kebenaran melainkan pasti akan ditindas.
Lebih dari itu, shalat pun dilarang dalam pendidikan militer selama dua tahun. Mereka mengatakan bahwa di Suriah ini tidak ada Allah, astaghfirullah…! Telah nampak bahwa ini adalah kekufuran yang jelas (kufrun bawwah).
Tidak ada selama perjalanan sejarah di Suriah, penguasa yang menghina Kalimat Tauhid kecuali rezim yang berkuasa saat ini. Mereka dengan berani mengganti kalimat tauhid la ilaaha illallah menjadi “laa ilaaha illaa Basyar”.
Sekian lama rakyat sabar dengan kekejaman dan tingkah laku yang melampaui batas dari penguasa. Hingga akhirnya mereka pun bangkit untuk membela kehormatan Islam, keadilan, kemerdekaan dan hak-hak kemanusiaan mereka.
Pada mulanya, mereka hanya melawan secara sendiri-sendiri. Mereka adalah anak-anak Suriah yang mencoba untuk membela ibunya, ayahnya, saudarinya dan syiar-syiar agamanya. Terlebih lagi ketika melihat masjid-masjid dihancurkan dan mushaf Al-Qur’an dibakar, maka semangat juang mereka semakin tumbuh. Dan terus berlanjut hingga mereka membentuk kelompok-kelompok jihad fii sabilillah.
Apa perasaan kaum Muslimin di Suriah dengan masuknya aliansi Syiah?
Kondisi di Suriah semakin parah sejak masuknya intervensi dari kelompok Syiah dari Iran, “Hizbullah”, Kelompok Moqtada Al Shadr dari Irak dan Syiah Houthi dari Yaman.
Sekte-sekte sesat ini berdatangan secara berhamburan seperti air terjun yang mengalir deras.
Mereka datang untuk menyembelih anak-anak, membunuhi orang-orang kami dan segala bentuk permusuhan lain yang mereka tampakkan dalam krisis ini. Namun anehnya tidak ada satu pun suara di dunia ini yang mengatakan hal itu adalah tindakan terorisme.
Komandan tinggi pertahanan udara, Jamal Hasan pernah mengatakan, sebelum terjadinya pengeboman dengan bom kimia, biarkan saja kami akan memusnahkan bakteri-bakteri itu. Tentu saja yang dimaksud adalah kaum Muslimin. Inilah pemikiran yang menguasai Suriah saat ini. Sebenarnya yang terjadi jauh lebih meyakitkan daripada apa yang Anda lihat di media.
Sejauh ini, apa saja kemajuan yang didapatkan Mujahidin?
Alhamdulillah saat ini semua urusan Mujahidin hakikatnya di tangan Allah Ta’ala. Dengan karunia Allah, tidaklah berhenti peperangan di suatu tempat melainkan Allah memberikan kemenangan di tempat lain. Alhamdulillah akhir-akhir ini, kami mendapatkan kemenangan-kemenangan.
Saat ini pertempuran sedang diarahkan ke kawasan pinggiran Suriah di sebelah barat, tempat markas rezim. Dan ini menjadi pertempuran yang menentukan.
Apa yang sudah dilakukan Ulama untuk menyatukan kekuatan kaum Muslimin di Suriah?
Semenjak berlangsungnya revolusi selama 3 tahun, kami dari awal sampai sekarang ini bersama perjuangan rakyat Suriah.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh para ulama saat ini dengan menyelenggarakan majelis ulama seperti saat ini. Dengan tujuan untuk mempersatukan suara umat, dan fatwa para ulama Suriah terkait dengan perjuangan rakyat Suriah serta bimbingan untuk mereka.
Apa yang dikatakan pihak rezim Bashar ketika Anda dan para ulama menasihati?
Setelah memberikan nasihat kepada Bashar, kami kembali bertemu dalam pertemuan khusus yang hanya dihadiri sedikit orang. Terlihat bahwa rezim tidak mempedulikan nasib rakyatnya yang sebagian besar adalah kaum Muslimin.
Mereka menginginkan pemusnahan kaum Muslimin dan orang-orang Nushairiyah tetap hidup. Bahkan mereka telah menyatakan dengan satu suara bahwa tidak mengapa apabila jumlah penduduk Suriah yang 20 juta harus dimusnahkan setengahnya demi kelanggengan rezim ini.
Apa nasihat dan arahan Anda bagi kaum Muslimin di Indonesia?
Tidak ada yang diharapkan dari rakyat Suriah, melainkan hanya kepedulian dan doa dari negeri-negeri Muslim. Hendaklah mereka mendoakan saudara mereka di Suriah dan kemudian bantuan materi serta dukungan tenaga. (JITU)
(azm/arrahmah.com)