DAMAKUS (Arrahmah.id) – Delegasi anggota parlemen senior negara-negara Arab bertemu dengan pemimpin rezim Suriah Bashar Asad di Damaskus pada Ahad (26/2/2023), tanda lain mencairnya hubungan setelah lebih dari satu dekade isolasi atas konflik di Suriah yang telah menewaskan hampir setengah juta orang.
Kepala Parlemen Irak, Yordania, Palestina, Libya, Mesir dan Emirat, serta perwakilan dari Oman dan Libanon, melakukan perjalanan ke Suriah sebagai bagian dari delegasi Persatuan Antar-Parlemen Arab.
Mereka bertemu dengan anggota parlemen Suriah dan Asad, menurut kantor berita negara Suriah SANA.
“Kami tidak dapat melakukannya tanpa Suriah dan Suriah tidak dapat melakukannya tanpa lingkungan Arabnya, yang kami harap dapat kembali,” kata juru bicara parlemen Irak Mohammed Halbousi.
Suriah sebagian besar diisolasi dari dunia Arab lainnya setelah penumpasan mematikan Asad terhadap protes yang dimulai sebagai pemberontakan damai terhadap pemerintahannya pada 2011. Tindakan keras Asad terhadap warga sipil telah mengakibatkan kematian hampir 500.000 warga Suriah, dan jutaan orang mengungsi.
Selain itu, Suriah sejak jatuh ke dalam kemiskinan, di tengah kesengsaraan ekonomi dan pengangguran, menuai kecaman luas dari kelompok hak asasi manusia.
Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011 dan banyak negara Arab menarik utusan mereka dari Damaskus.
Tapi Asad mendapat manfaat dari curahan dukungan dari negara-negara Arab menyusul gempa dahsyat pada 6 Februari, yang menewaskan lebih dari 5.900 orang di Suriah, menurut penghitungan angka PBB dan pemerintah Suriah.
Donasi termasuk dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang keduanya mendukung oposisi yang berusaha menggulingkan Asad di tahun-tahun awal konflik Suriah.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi berbicara dengan Asad melalui telepon untuk pertama kalinya pada 7 Februari dan menteri luar negeri Yordania melakukan perjalanan pertamanya ke Damaskus pada 15 Februari.
Asad kemudian melakukan perjalanan ke Oman pada 20 Februari -pertama kali dia meninggalkan Suriah sejak gempa.
Dia jarang meninggalkan Suriah selama perang, hanya bepergian ke sekutu dekat, Rusia dan Iran yang dukungan militernya membantunya mengubah gelombang konflik.
Kunjungan Asad tahun 2022 ke UEA adalah perjalanan pertamanya ke negara Arab sejak pecahnya perang 2011. (zarahamala/arrahmah.id)