MOSCOW (Arrahmah.id) — Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan nyaris tewas usai menjadi sasaran upaya peracunan di Rusia, lapor surat kabar Inggris The Sun (2/1/2025).
Setelah kejatuhannya pada tanggal 8 Desember, Al Assad kabur ke Rusia bersama keluarganya dan tinggal di bawah perlindungan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow sejak tanggal tersebut.
Namun, menurut situs Inggris, sebuah akun elektronik bernama “Jenderal SVR” dan diduga dijalankan oleh mantan mata-mata di Rusia mengatakan kalau presiden terguling itu “terluka” karena upaya peracunan tersebut pada Ahad (29/12).
Laporan tersebut mengklaim kalau Bashar Assad (59) segera meminta bantuan medis dan kemudian mengalami “batuk hebat dan tersedak.”
Sumber tersebut mengatakan: “Ada banyak alasan untuk percaya kalau apa yang terjadi padanya adalah upaya pembunuhan.”
Dia menunjukkan kalau Al Assad dirawat di apartemennya dan kondisinya stabil pada hari Senin (30/12).
Laporan menunjukkan kalau tes yang dilakukan terhadap Assad memastikan adanya racun di tubuhnya.
Namun belum ada konfirmasi resmi mengenai informasi ini dari badan resmi mana pun.
Bulan lalu, terungkap bahwa istri Asma al-Assad telah dilarang kembali ke Inggris, setidaknya untuk melanjutkan pengobatannya.
Perempuan yang lahir di London ini tidak akan bisa kembali ke negara asalnya karena masa berlaku paspornya sudah habis.
Sejak keluarganya pindah dari Damaskus ke Moskow segera setelah jatuhnya rezim, rumor menghantui Assad, serta istrinya, yang baru-baru ini tersebar informasi yang menyatakan bahwa dia telah meminta cerai dan ingin kembali ke Inggris tapi dia dilarang melakukannya. (hanoum/arrahmah.id)