LONDON (Arrahmah.com) – Perempuan muslim pertama dalam kabinet Inggris memutuskan untuk keluar dari arena debat mengenai pelarangan niqab Perancis. Ia yang saat ini ada dipihak yang menentang keputusan pemerintah dan membela niqab, membuat publik tercengang dengan keputusan tiba-tiba, lansir Telegraph.
Baroness Warsi sebelumnya memutuskan untuk tampil di hadapan televisi global yang ditonton oleh sekitar 350 juta orang, sebagai bagian dari tim debat dua orang menentang sikap Perancis melarang pengenaan niqab di depan umum.
Tetapi ketua Partai Konservatif membatalkan penampilannya di “jam sebelas”, sebagai salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah Koalisi untuk menjauhkan diri dari sesuatu yang memunculkan simpati atau kecurigaan dari ‘Islam radikal’. Keputusannya untuk tidak mengambil bagian dalam perdebatan ini didasarkan pada tuduhan bahwa David Cameron melarang Warsi untuk menghadiri sebuah konferensi Muslim terkemuka di London akhir pekan lalu.
Panitia mengatakan bahwa Lady Warsi yang mengenakan pakaian muslim di 10 Downing Street setelah pemilihan umum pada bulan Mei lalu, telah menjadwalkan tiga bulan sebelumnya untuk berbicara di Debat Yayasan Qatar Doha pada 11 Oktober.
Warsi telah difasilitasi dengan tiket gratis Qatar Airways kelas bisnis dan disiapkan sebuah kamar di hotel bintang lima Four Seasons di area pantai di Doha, ibukota Emirat Teluk Qatar.
Tapi Nabila Ramdani, seorang wartawan Perancis yang hadir dalam forum debat itu, menyatakan bahwa Lady Warsi telah “ditarik keluar dari tim saya pada jam sebelas karena tekanan pemerintah”.
“Baroness Warsi debat bersama saya. Kami satu tim, membela penggunaan niqab dengan alasan bahwa pelarangan niqab dan burka melanggar hak asasi untuk memakai apa yang anda sukai dalam masyarakat,” kata Ramdani.
“Tidak ada satu pun pernyataan salah satu dari kami yang mendukung ekstremisme, tapi seseorang dalam Pemerintah Inggris menganggap sebaliknya.”
Jacques Myard, anggota parlemen konservatif Perancis yang mendukung keputusan pemerintahnya.
“Perancis melakukan langkah yang tepat untuk melarang niqab”, katanya.
Myard mengklaim bahwa banyak politisi Konservatif di Inggris mendukung larangan penggunaan salah satu pakaian muslim itu. Sehingga Myard merasa bahwa keberadaan Warsi akan mempermalukan Kabinet Inggris.
Seorang juru bicara Yayasan Qatar Doha Debat menegaskan bahwa Warsi telah tiba-tiba menarik diri dari acara tersebut pada “jam sebelas”, dan bahwa ia telah diganti oleh Mehdi Hasan, editor politik dari majalah New Statesman.
“Tidak ada penjelasan diberikan untuk pembatalan Baroness Warsi ini,” tambah juru bicara tersebut. (althaf/arrahmah.com)