GAZA (Arrahmah.id) — Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan membabi buta Israel telah melonjak lebih dari 10.000 orang, lebih dari 4.000 diantaranya adalah anak-anak.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan, mengatakan pada konferensi pers, seperti dilansir Anadolu Agency (6/11/2023), bahwa serangan udara militer Israel membunuh 10.022 orang dan melukai lebih dari 25.000 lainnya. Korban tewas termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan, tambahnya.
Al-Qudra juga mengatakan Kementerian Kesehatan telah menerima laporan sekitar 2.350 orang hilang di bawah reruntuhan, termasuk sekitar 1.300 anak-anak.
Dalam beberapa jam terakhir, katanya, pesawat tempur Israel menargetkan tiga rumah sakit yang berdekatan di Kota Gaza, termasuk rumah sakit mata, rumah sakit jiwa, dan Rumah Sakit Anak Al-Rantisi.
Penargetan Israel terhadap tiga rumah sakit menyebabkan delapan warga Palestina tewas dan 125 lainnya terluka, menurut juru bicara tersebut.
Jumlah yang dirilis pada Senin, menandai tonggak sejarah yang suram dalam kekerasan yang menjadi paling mematikan dalam konflik Israel-Palestina sejak 1948.
Perang tersebut meletus pada 7 Oktober ketika kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerbu masuk ke Israel dari Gaza dan menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyandera sekitar 240 orang lainnya dalam aksi yang digambarkan Israel sebagai serangan paling mematikan terhadap orang Yahudi sejak Holocaust.
Israel menanggapinya dengan serangan udara besar-besaran ke wilayah pemukiman, rumah sakit hingga toko roti, yang diikuti dengan invasi darat.
Kementerian Kesehatan mengatakan 292 orang tewas di Gaza pada Minggu, sehingga jumlah korban tewas menjadi 10.022 orang, tanpa membedakan antara pejuang dan warga sipil. Sebagian besar korban tewas diyakini tewas dalam serangan udara Israel, meskipun Israel mengatakan lebih dari 500 roket yang diluncurkan oleh militan Palestina telah mendarat di Gaza.
Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian besar-besaran, pasokan kebutuhan pokok seperti air bersih dan bahan makanan bagi 2,3 juta penduduk Gaza semakin menipis akibat pengepungan Israel. (hanoum/arrahmah.id)