KIEV (Arrahmah.id) – Lebih dari 50 negara Barat telah bertemu di Brussel untuk menjanjikan lebih banyak senjata bagi Ukraina, terutama sistem pertahanan udara, setelah Rusia meluncurkan rentetan rudalnya yang paling intens sejak perang dimulai.
Pada pertemuan Grup Kontak Pertahanan Ukraina Rabu (12/10/2022), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan serangan terbaru Rusia telah mengungkapkan “kebencian dan kekejaman” sejak menyerang Ukraina pada 24 Februari.
Ukraina telah menggeser momentum sejak September dengan keuntungan luar biasa tetapi akan membutuhkan lebih banyak bantuan, katanya.
“Kemenangan ini milik tentara pemberani Ukraina, tetapi bantuan keamanan, pelatihan, dan upaya pemeliharaan kelompok kontak sangat penting,” kata Austin, lansir Al Jazeera.
“Saya berharap Ukraina akan terus melakukan segala yang bisa dilakukan sepanjang musim dingin untuk mendapatkan kembali wilayahnya dan menjadi efektif di medan perang,” tambah Austin. “Dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa mereka memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi efektif.”
Serangan Rusia menggunakan lebih dari 100 rudal telah menewaskan sedikitnya 26 orang di seluruh Ukraina sejak Senin ketika Presiden Vladimir Putin memerintahkan apa yang disebutnya serangan balasan terhadap Ukraina atas ledakan di jembatan utama yang menghubungkan Rusia dan Krimea.
Sirene serangan udara terdengar di petak-petak Ukraina untuk hari ketiga pada Rabu, dan ada laporan tentang beberapa penembakan, tetapi tidak ada tanda-tanda pengulangan serangan intensif di seluruh negeri dari dua hari sebelumnya.
Rudal-rudal itu sebagian besar menargetkan listrik sipil dan infrastruktur pemanas, sementara beberapa menghantam jalan-jalan yang sibuk, taman-taman dan lokasi-lokasi wisata, termasuk di pusat Kiev.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan serangan rudal Rusia adalah tanda kelemahan. “Rusia sebenarnya kalah di medan perang,” kata Stoltenberg. (haninmazaya/arrahmah.id)