DARAA (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Asad dan sekutunya menggempur wilayah yang dikuasai pejuang oposisi di barat daya Suriah, menyebabkan ribuan warga sipil harus melarikan diri ke daerah yang lebih aman di sepanjang perbatasan dengan Yordania dan “Israel”, kata relawan dan pejuang oposisi.
Mereka mengatakan ratusan keluarga dengan barang-barang pribadi mereka telah tiba dalam dua hari terakhir di kota-kota Tayba dan Mataiyah, hanya beberapa kilometer dari perbatasan Yordania yang dijaga ketat.
Busra Al Harir, Nahta, Maliha dan beberapa kota serta desa di timur kota Daraa menjadi korban atas serangan besar-besaran oleh tentara rezim Asad yang dimulai pekan lalu. Serangan ini sengaja menargetkan daerah-daerah yang dikuasai pejuang oposisi di wilayah strategis yang berbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki “Israel”.
Ribuan warga Suriah juga melarikan diri dari desa Masahra dan Hara di provinsi Quneitra ke kamp-kamp darurat di dekat perbatasan dengan “Israel”, di mana artileri Suriah enggan untuk melepaskan tembakan di daerah tersebut, kata dua warga.
Militer Suriah mengancam untuk menghancurkan zona de-eskalasi yang disetujui oleh Amerika Serikat dan Rusia tahun lalu dan beresiko menarik AS lebih masuk lebih dalam ke dalam kecamuk perang.
Pada Sabtu (23/6/2018), para pejuang oposisi mengatakan mereka telah berusaha untuk bertahan dari upaya-upaya yang dilakukan rezim Asad untuk merebut desa-desa di wilayah Laja, sebuah daerah gunung berapi yang terletak di antara provinsi Daraa dan Sweida, di mana sebagian besar bentrokan pasukan darat sejauh ini telah terjadi.
“Tentara mengintensifkan kampanyenya dan melanjutkan mobilisasi di beberapa front,” kata Abu Bayan, kepala faksi Tentara Suriah Liwa Suquour Al Jnoub, seperti dilansir Daily Sabah.
Media rezim mengatakan “teroris” telah menembakkan mortir ke desa-desa Dama dan Shomara di wilayah Laja, sementara beberapa desa pedesaan yang terletak di sebelah barat kota Sweida yang dihuni Druze menjadi sasaran gerilyawan.
Amerika Serikat pada Kamis (21/6) menegaskan kembali tuntutannya bahwa zona itu harus dihormati, ia memperingatkan Asad dan sekutu-sekutunya di Rusia tentang dampak serius atas pelanggaran yang mereka lakukan.
Ia menuduh Damaskus melakukan serangan udara, serangan artileri dan roket.
Kawasan barat daya menjadi wilayah strategis bagi “Israel” yang bersekutu dengan AS, yang tahun ini meningkatkan serangan terhadap milisi dukungan Iran yang bersekutu dengan Asad.
Yordania, yang juga menjadi sekutu AS, khawatir dengan eskalasi dan mengatakan bahwa mereka terlibat dalam diplomasi intensif dengan Washington dan Moskow untuk melestarikan zona dan mencegah konfrontasi yang lebih luas.
Kerajaan itu, sudah dibebani dengan ratusan ribu pengungsi yang melarikan diri dari Suriah yang dilanda perang, ia takut akan limpahan pengungsi di sepanjang perbatasan jika pertempuran meningkat. (Rafa/arrahmah.com)