International Jihad Analysis (arrahmah) – Apa perbedaan antara Barack Obama dengan Malcom X ? Apa pula persamaannya ? Apa pentingnya perbedaan dan persamaan mereka untuk kaum Muslimin? Bagaimana pendapat Hakimul Ummat, Syekh Aiman Az Zawahiri tentang mereka berdua ?
Bush Pergi, Obama Datang
Dalam sebuah video yang baru-baru ini dirilis oleh As Sahab Media, sayap media Al Qaida, Hakimul Ummah Syekh Aiman Az Zawahiri secara menarik membandingkan antara presiden terpilih Amerika yang ke-44, Barack Husein Obama dengan Malcom X. Video bertajuk Dzahaba Bush wa Majiy Obama atau berarti Telah pergi Bush maka Datang Obama, secara jelas dan terang-terangan dibandingkan dua karakter yang berbeda, namun memiliki beberapa persamaan tersebut. Tampilan video itu sendiri sudah mencerminkan ‘beda’ antara kedua orang tersebut. Tampilan video menunjukkan Malcom X berada di sisi sebelam kanan, sedang duduk diantara dua sujud, berpakaian rapi, khusyuk di dalam sebuah masjid. Teks di bawahnya tertulis (dengan bahasa Arab) Malcom X rahimahullah.
Sementara itu, di sisi sebelah kiri, nampak Barack Husein Obama, mengenakan topi khas Yahudi, skulakap dan ditemani beberapa Rabi Yahudi, juga sedang berdoa khusyuk di tembok ratapan, Israel. Teks dibawahnya tertulis, juga dengan bahasa Arab, Barack Husein Obama.
Sementara di tengah-tengah keduanya, Syekh Aiman Az Zawahiri, Hakimul Ummat, orang kedua di Al Qaida, berlatar belakang kitab-kitab berbahasa Arab, menyampaikan pesan suaranya kepada seluruh umat muslim berkenaan dengan terpilihnya Barack Husein Obama sebagai presiden ke-44 Amerika Serikat.
Pada pesan pertamanya Syekh Aiman menyatakan selamat kepada umat muslim dikarenakan kekalahan pasukan Amerika di Iraq yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Syekh Aiman juga menyindir Bush dan administrasinya yang semakin semrawut di Iraq.
Kekalahan pasukan Amerika di negeri dua sungai tersebut baru disadari Bush di akhir masa jabatannya. Entah ingin mencari muka atau karena takut diadili oleh masyarakatnya sendiri, Bush menyatakan penyesalannya atas laporan intelejennya yang keliru soal senjata pemusnah massal. Ini pun bisa jadi hanya taktik Bush agar dia tidak kehilangan muka menghadapi kekalahan pasukan Amerika melawan mujahidin Iraq. Dalam wawancara dengan televisi ABC tersebut, Bush juga menyesali krisis finansial global yang telah menyebabkan hilangnya banyak lapangan pekerjaan dan menyusutnya dana pensiun.
Di Iraq, pasukan kafir Amerika memang mengalami kekalahan demi kekalahan yang fatal ketika melawan pasukan mujahidin, terutama yang diorganisir oleh Daulah Islamiyyah Iraq di bawah pimpinan Amirul Mu’minin, Abu Umar Al Baghdady. Lebih dari 4.200 pasukan kafir Amerika meregang maut di Iraq sejak perang dimulai tahun 2003. Di bumi kaum muslimin lainnya, Afghanistan, pasukan kafir Amerika juga ditempatkan sebanyak 34.000 pasukan. Pasukan kafir ini akan berhadapan dengan mujahidin Afganistan di bawah komando Amirul Mu’minin, Mullah Umar Muhammad. Kebijakan memerangi kaum muslimin inilah yang akhirnya disesali oleh Bush, di akhir masa jabatannya. Lalu bagaimana dengan sikap dan kebijakan presiden terpilih yang baru, Barack Obama ?
Pesan kedua Syekh Aiman Az Zawahiri dalam video tersebut memang ditujukan kepada Barack Obama sebagai presiden terpilih Amerika yang ke-44. Syekh Aiman memperingatkan Obama dengan tegas bahwa jika ia keras kepala tentang kegagalan Amerika di Afghanistan, maka ingatlah nasib Bush, Presiden Pakistan terdahulu, Pervez Musharraf, dan nasib Soviet dan Inggris sebelumnya,”
Hal ini disampaikan oleh Syekh Aiman mengingat Barack Obama berencana mengirimkan pasukan yang lebih banyak lagi ke Afghanistan dan berjanji melanjutkan serangan-serangan kepada mujahidin di Afghanistan. Syekh Aiman dalam video tersebut menyatakan : “Apa yang telah Anda umumkan….bahwa Anda akan menarik pasukan AS dari Irak dan akan mengirimkannya ke Afghanistan, adalah sebuah kebijakan yang telah terlihat kegagalannya,”
Dalam suatu wawancara, Obama mengulangi lagi janji dalam kampanyenya bahwa ia akan menarik ke luar seluruh pasukan AS dari Irak dan akan memindahkan fokus militer AS ke Afghanistan. Sikap dan tindakan Barack Obama ini jelas merupakan konsistensi dan eksistensi Perang Salib yang dilakukan oleh Amerika yang kali ini berada di bawah komando Barack Obama.
Beda Barack Obama dan Malcom X
Video kemudian menampilkan kunjungan Barack Obama ke Tembok Ratapan, Israel, Rabu (23/7). Dalam kunjungannya ke Israel tersebut, Obama berjanji akan mendukung dan menjamin keamanan negara zionis tersebut. Bahkan ia juga mengenakan kopiah khas Yahudi, skulacap sambil meletakkan karangan bunga putih di museum peringatan Yad Vashes Holocaust. Barack Obama juga terlihat ditemani beberapa Rabi Yahudi, yang dengan serius menunjukkan sebuah buku kepada Obama. Syekh Aiman pun mulai mengomentari dan membandingkan kemunafikan Obama dengan Ketulusan Malcom X.
Syekh Aiman mengatakan pesan kepada Obama : “Anda terlahir dengan orang tua Muslim, akan tetapi anda memilih untuk berada di barisan musuh-musuh kaum Muslimin, dan beribadah mengikuti ibadahnya orang-orang Yahudi, meski pun anda mengklaim seorang Nasrani hanya untuk mencapai pucuk kepemimpinan di Amerika Serikat. Lalu anda menjanjikan kembali kepada Israel, anda juga berjanji akan menyerang wilayah-wilayah di Pakistan, yang dengan demikian anda akan melanjutkan kembali Perang Salib di bawah komando Amerika. Dan seminggu yang lalu pesawat udara anda telah membunuh 40 Muslim Afghan yang tidak berdosa dalam sebuah pesta pernikahan di wilayah Kandahar.”
Sebagaimana telah diketahui masyarakat awam, Barack Obama yang lahir di Hawai, 4 Agustus 1961 ini memiliki orang tua negro muslim, yakni ayahnya, Husein, yang menjadi nama tengahnya. Selain itu, ayah tiri Obama pun adalah seorang muslim, meskipun bukan muslim yang taat bahkan tidak menganggap agama sebagai hal serius. Namun dari hal inilah, banyak kaum muslimin tertipu dan menganggap Barack Obama juga seorang muslim dan mendukungnya. Padahal dia adalah penganut Protestan yang taat dan aktif di gereja.
Demi untuk mencapai pucuk kepemimpinan di Amerika, Barack Obama pun mengumbar janji dan komitmen untuk mendukung habis-habisan yahudi zionis Israel dan berjanji pula untuk menghabisi mujahidin, terutama di Iraq dan Afghanistan. Ini memang harga tiket untuk masuk ke gedung putih.
“Saya memiliki komitmen yang jelas dan kuat atas keamanan Israel sekutu terkuat kita di wilayah itu dan satu-satunya wilayah itu negara dengan demokrasi yang mapan. Dan itu akan menjadi titik awal saya”, ungkap Obama sebagaimana dikutip oleh New York Sun Editorial.
Obama juga berjanji kepada Dewan Demokrasi Yahudi Nasional (The National Jewish Democratic Council-NJDC) pada Februari 2007 sebelum dia menjadi presiden AS. Berikut janjinya :
“Jika saya menjadi presiden Amerika, maka negara ini harus bahu membahu dengan Israel. Mereka yang telah bekerja dengan saya di Chicago pada Dewan dan sekarang ada di Senat AS akan menyaksikan bahwa saya bukan Cuma omong besar. Saya akan melakukan apapun jika menyangkut keamanan Israel.”
“Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kepasitas apapun untuk tidak hanya menjamin keamanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu.” Demikian ungkapan hati Obama dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi Israel yang ke-60.
Sikap Obama kepada kaum Muslimin juga sudah sangat jelas, sebagaimana ungkapannya kepada Hamas :
“Saya sudah mengatakan, mereka adalah organisasi teroris, yang tak boleh diajak negoisasi kecuali jika mereka mengakui Israel, meninggalkan kekerasan, dan kecuali mereka mau diam oleh perjanjian sebelumnya antara Palestina dan Israel.”
Dalam konferensi tahunan American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) yang merupakan tempat pertemuan tokoh politik dan bisnis pro Israel, Obama menegaskan dukungannya terhadap Israel, menempatkan Israel sebagai sekutu utama AS di Timur Tengah, seraya meminta AS meningkatkan bantuan militernya pada negara zionis tersebut. “Jerusalem harus tetap menjadi ibukota Israel dan harus tetap tak dibagi.”, ujarnya sebagai sebuah bentuk komitmen yang kokoh.
Pidato Barack Obama yang ‘menjilat’ pembesar-pembesar yahudi Israel ini bisa kita saksikan dalam layanan situs You Tube. Sepanjang pidato tersebut, beberapa kali Obama mendapatkan standing applaus sebagai rasa puas komunitas yahudi Israel akan komitmen Obama pada mereka. Barack Obama juga menjanjikan dana 30 Milliar dollar Amerika untuk keamanan Israel.
Keberpihakan Obama kepada zionis Israel semakin nampak sejak ia menjadi anggota senat di Washington pada 2002. Salah satu penyandang dana yang mendukungnya, Penny Pritzker, adalah pentolan zionis yang menguasai rantai hotel Hyatt di seluruh dunia. Sejak itu pula, ia menunjuk sejumlah penasehat yang dikenal pro Israel. Di senat ia kerapkali mendukung sejumlah keputusan yang menguntungkan Israel.
Kemudian Syekh Aiman Az Zawahiri membandingkan Barack Obama dengan Malcom X. Demikian ungkapannya :
“Adapun Malik al Shabazz rahimahullah (nama lain Malcom X sepulang beliau dari haji) terlahir dari orang tua negro yang juga seorang pastor bernama Louise Little dan kemudian dibunuh oleh orang kulit putih ekstrim. Tapi Allah SWT mengasihi beliau dengan memberikannya petunjuk kepada Islam. Beliau begitu membanggakan dirinya terutama dalam masalah persaudaraannya dengan sesama muslim. Beliau sangat mengutuk kejahatan Perang Salib yang dilancarkan Barat terhadap orang-orang yang lemah dan didzolimi. Lalu beliau mendukung masyarakat untuk mengadakan perlawanan terhadap penindasan Amerika. Malcom X juga berbicara tentang revolusi seluruh dunia melawan kemapanan kekuatan Barat.”
Kisah Malcom X sangat legendaris. Buku, bahkan film tentang beliau telah dipublikasikan. Bisa dikatakan Malcom X adalah hero bagi warga kulit hitam di Amerika umumnya, dan bagi kaum muslimin secara khusus. Malcom X bahkan dianggap tokoh yang menggelorakan jihad kaum negro melawan penindasan dan diskriminasi orang kulit putih Amerika. Padahal, sebelum mengenal Islam, kehidupan Malcom X penuh dengan derita dan sengsara.
Malcolm X lahir di Omaha/Nebraska, tanggal 19 Mei 1925. Sebenarnya nama aslinya adalah Malcolm Little. Karena dia lahir dari pasangan Earl dan Louise Little. Pada awal akhir tahun 1920-an, keluarga Little pindah ke Lansing, Michhigan. Ayahnya Pendeta Baptis bernama Earl Little yang juga aktivis Universal Negro Improvement Association (UNIA). Ibunya bernama Louise little. Malcolm punya 5 orang saudara seibu dan 3 saudara lain ibu.
Malcom X dilahirkan dalam keluarga yang berantakan dan setelah pindah ke Boston beliau terserat dalam lembah hitam hingga suatu saat tertangkap polisi dan ditahan selama 10 tahun. Kehidupan di penjara menjadi berkah bagi Malcolm remaja. Ini titik balik pertama dalam hidupnya. Atas dorongan teman satu selnya, Bimbi, Malcolm remaja belajar membaca dan menulis. Ia melalap buku-buku yang ada di perpustakaan penjara. Bahkan, ia ikut berbagai kursus korespondensi.
Pada tahun 1948, adiknya Reginald menyatakan bisa mengeluarkan Malcolm dari penjara dengan syarat ia berhenti merokok dan berhenti makan daging babi. Reginald berusaha mengislamkan Malcolm dan mengajaknya masuk ke dalam barisan Back Muslims atau The Nation of Islam yang didirikan oleh Elijah Muhammad.
Ajaran Elijah Muhammad menarik minat Malcolm yang mengaku dirinya atheis. Ia setuju masuk The Nation of Islam yang bertujuan memisahkan ras kulit hitam dari ras kulit putih. Bahkan, Malcolm percaya betul dengan ajaran Elijah bahwa orang kulit putih bertabiat jahat dan tidak bisa dipercaya. Sebagai tanda keanggotaan, ia memakai nama Malcolm X. X adalah simbol yang dipakai pengikut Black Muslims untuk menyatakan bahwa mereka adalah generasi yang hilang. Manusia yang tercerabut dari asal-usulnya akibat perdagangan manusia yang dilakukan oleh orang kulit putih. Mereka diculik dari Afrika, dibawa dan dijual di Amerika sebagai budak.
Setelah keluar dari The Nation of Islam, Malcolm X mendirikan organisasinya sendiri. Ia juga melakukan perjalanan haji ke Mekkah. Di Tanah Suci terbukalah cakrawala pikirannya. Ia baru tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Kebencian terhadap ras kulit putih adalah pemikiran yang keliru. Islam tidak membeda-bedakan warna kulit.
Sebagaimana Barack Obama, Malcom X juga seorang orator ulung. Setiap dia berbicara, orang takjub dan terdiam khusyuk mendengarkan pidato yang dibawakan secara berapi-api. Hanya saja, jika pidato Barack Obama mengajak kepada kekufuran dan mendukung zionis yahudi Israel, maka pidato Malcom X adalah semangat pembebasan dari perbudakan kulit putih Amerika menuju persamaan kedudukan dalam Islam.
Dalam video keluaran As Sahab ini diperlihatkan bagaimana Malcom X berpidato pada sebuah kesempatan. Mengenakan pakaian rapi, berkacamata, jenggot tipis, dengan artikulasi yang jelas dan penuh semangat, Malcom X menyampaikan aspirasinya tentang revolusi seluruh dunia melawan kediktaktoran Amerika.
Syekh Aiman kemudian mengatakan bahwa Barack Obama, Condoliza Rice, Collin Powel (semuanya warga negara Amerika keturunan Afrika, atau negro) adalah sama saja, hanya memanipulasi ras mereka untuk kepentingan kepemimpinan Amerika yang dzolim dan selalu memerangi umat Islam. Mereka sangat berbeda dengan Malcom X, yang juga negro, tetapi betul-betul memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban mereka di atas dunia ini.
“Amerika perlu memahami Islam, karena Islam adalah agama yang menghapuskan masalah ras di kalangan pemeluknya. Dari seluruh perjalanan yang pernah saya lakukan ke dunia Islam, saya bertemu, bicara dan bahkan makan bersama dengan orang-orang yang di Amerika akan dianggap sebagai orang kulit putih-namun sikap sebagai orang kulit putih telah dihilangkan dari pikiran mereka oleh agama Islam.
“Orang Negro Amerika tidak bisa disalahkan atas rasa dendam rasial mereka-mereka hanya bereaksi atas rasisme yang dilakukan warga kulit putih Amerika secara sadar selama hampir empat ratus tahun. Tapi seiring dengan rasisme yang mengarahkan Amerika ke jalan bunuh diri, saya tetap yakin, di akademi-akademi dan universitas-universitas, akan terlihat tulisan-tulisan tangan di dinding-dinding dan banyak di antara mereka yang akan berubah ke jalan spiritual yang sebenarnya-satu-satunya jalan yang menjadikan Amerika untuk terhindar dari bencana akibat tindakan rasisme yang tidak bisa dihindari akan menimbulkan bencana itu.”
Syekh Aiman juga memperingatkan Barack Obama yang posisinya saat ini menjadi presiden Amerika, bahwa sesungguhnya Perang Salib yang saat ini tengah dilancarkan Amerika melawan Islam dan kaum Muslimin sebenarnya tidaklah dilakukan (sebagaimana yang mereka katakan) untuk mengejar pribadi atau kelompok tertentu, melainkan mengincar kebangkitan dan perlawanan jihad untuk mengguncang pilar-pilar seluruh kekuatan dunia Islam. Inilah fakta yang selalu kalian tolak dan seolah-olah tidak kalian ketahui.
Awal dan Akhir yang Menentukan
Syekh Aiman Az Zawahiri dalam video tersebut akhirnya berpesan kepada umat Islam agar tetap mewaspadai sepak terjang Amerika, meskipun telah berganti kepemimpinan pada hakikatnya tetap melanjutkan kebijakan Perang Salib kepada Islam dan kaum Muslimin. Amerika tetap akan mengekspansi, dan menduduki negeri-negeri kaum Muslimin. Adapun satu-satunya cara untuk menghalau Amerika hanyalah dengan jalan atau melalui putra-putra terbaik kalian, mujahidin.
Syekh Aiman juga menyatakan rasa terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tinginya kepada mujahidin yang tengah berjuang di Iraq, Somalia secara khusus dan mujahidin di mana pun berada umumnya, serta menasehatkan mereka agar tetap istiqomah menghadapi pelbagai rintangan dan cobaan.
Terakhir Syekh Aiman memperingatkan rakyat Amerika yang telah melakukan pilihan kepada presiden Bush dan kini Obama yang pada hakikatnya menerapkan kebijakan yang sama saja, yakni memusuhi Islam dan kaum Muslimin. Untuk itu, mereka harus siap menerima segala reksiko akibat pilihan mereka tersebut.
Barack Obama sendiri telah menunjukkan jati dirinya, serta pembelaannya kepada ‘anak emas’ Amerika, zionis yahudi. Barack Obama telah menunjukkan betapa terlahir dari seorang ayah yang muslim bukanlah jaminan untuk kemudian juga menjadi seorang muslim dan berpihak kepada Islam dan kaum Muslimin, Sementara itu, seorang Malcom X yang terlahir dari seorang ayah kristen, namun akhirnya menjadi muslim yang sholeh, dan berjuang untuk tegaknya Islam, bahkan mati ketika memperjuangkan Islam. Subhanallah!
Kesimpulannya, meskipun Barack Obama dan Malcom X sama-sama berasal dari ras yang sama (negro), dan kedua-duanya juga dikenal sebagai orator ulung, smpatik, penuh kharismatik dan disukai banyak orang, namun keimanan dan pilihan akhir hidup mereka tidaklah serta merta sama. Petunjuk atau hidayah senyatanya adalah hak dan kehendak Allah SWT kepada siapa pun yang dikehendakiNya.
Sungguh, petunjuk (hidayah) itu semata-mata dari Allah Ta’ala. Siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkannya, dan sebaliknya siapa yang Allah sesatkan, tidak ada seorangpun yang bisa menunjukkannya.
Wallahu’alam bis Showab!
By: M. Fachry
International Jihad Analysis
Kamis, 6 Dzulhijjah 1429 / 04 Desember 2008
Ar Rahmah Media Network
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media
© 2008 Ar Rahmah Media Network.