WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden Barack Obama menominasikan mantan senator Partai Republik, Chuck Hagel, sebagai Mentri Pertahanan AS pada Ahad (6/1/2013) dan kemungkinan akan mengumuman secara resmi pengangkatannya pada Senin (7/1/2013), kata seorang pembantu anggota konggres dari Partai Demokrat, laporan kantor berita Reuters.
Pembantu anggota konggres dari Partai Demokrat itu memperkirakan kebijakan Obama itu akan mengundang penentangan sengit di Senat AS mengenai apakah mantan senator Nebraska itu mendukung sekutu kunci AS, Israel, dengan sangat kuat. Hagel juga dikritik atas komentarnya yang meragukan manfaat sanksi terhadap Iran atas pengembangan program nuklirnya.
Perdebatan sengit di kalangan senat terjadi setelah pemerintahan Obama mundur dari perdebatan sengit dalam Senat AS dalam masalah pencalonan Susan Rice, duta besar AS untuk PBB semula menjadi pilihan pertama Obama untuk menggantikan Hillary Clintons ebagai Mentri Luar Negeri. Susan Rice menarik mundur namanya dari pencalonan setelah mendapat serangan gencar dari anggota Partai Republik atas komentar yang ia lontarkan mengenai misi AS di Libya setelah terjadinya serangan 11 September 2011 yang menewaskan Duta Besar AS di Benghazi, Libya.
“Pemerintahan Obama harus banyak bekerja untuk (membela) Hagel. Ia dalam posisi yang lebih lemah daripada (Susan0 Rice, sebab Rice masih bisa membawa seluruh anggota senat Partai Republik untuk mendukung di belakangnya,” kata pembantu senator Partai Demokrat.
Ia menambahkan, “Pemerintahan Obama mengajukan nama Hagel, lalu pura-pura tidak tahu untuk membelanya secara efektif ketika kritikan demi kritikan membidik dirinya.”
Bulan lalu Obama memberikan dukungan kuat kepada Hagel untuk menggantikan posisi Mentri Pertahanan, Leon Panetta, yang telah menyatakan akan lebih awal meninggalkan jabatannya pada periode kedua pemerintahan Obama.
“Saya telah I’ve served with Chuck Hagel. Saya mengenalnya. Dia adalah seorang pahlawan. Ia adalah seorang sosok yang telah melakukan pekerjaan yang luar biasa di Senat AS dan juga sosok yang telah melayani negara ini dengan keberanian di Vietnam,” kata Obama kepada stasiun TV NBC’s pada Ahad (30/12/2012) lalu.
Siapa pun Mentri Pertahanan AS, kebijakan luar negeri negara penjajah salibis terbesar di dunia itu tidak pernah berubah. Perang terhadap syariat Islam dan kaum muslimin dengan mengatas namakan perang terhadap terorisme selama lebih dari dua belas tahun terakhir telah menjadi kebijakan baku AS. Dukungan totalitas secara membabi buta terhadap penjajah zionis Israel juga tidak pernah berubah dari kamus kebijakan luar negeri AS. (muhib almajdi/arrahmah.com)