WASHINGTON – Jumlah tentara Amerika Serikat (AS) yang bunuh diri sepanjang tahun lalu berada pada tingkat tertinggi dalam tempo 26 tahun, demikian menurut laporan terbaru tentara.
Menurut laporan itu, seperempat kasus bunuh diri itu terjadi sewaktu tentara tersebut bertugas di Iraq dan Afghanistan.
Laporan yang diperoleh Associated Press itu mendapati 99 tentara dilaporkan melakukan bunuh diri ketika bertugas sepanjang tahun 2006 meningkat dibanding 88 orang pada 2005.
Kata laporan itu, pada tahun lalu Iraq merupakan tempat yang sering terjadi kasus bunuh diri termasuk percobaan bunuh diri.
“Dalam perkhidmatan melibatkan 500,000 tentara, jumlah 99 tentara yang membunuh diri berada pada kadar 17.3 persen bagi setiap 100,000 orang yaitu yang tertinggi dalam tempoh 26 tahun. Kadar rata-rata pada tahun sebelumnya adalah 12.3 bagi setiap 100,000,” jelas laporan itu lagi.
Laporan itu menunjukkan 28 daripada jumlah kasus bunuh diri melibatkan tentara yang bertugas di Iraq dan Afghanistan.
“Tentara-tentara wanita yang dikirim bertugas di kedua negara itu didapati mempunyai kecenderungan bunuh diri dua kali lebih tinggi dibanding yang tidak dikirim,” kata laporan itu.
Menembak kepala dengan senjata api merupakan cara yang selalu digunakan untuk membunuh diri, menurut laporan itu.
Ia juga menyebut masalah dalam hubungan pribadi, kewangan dan tekanan kerja didapati menjadi sebab utama terjadinya kasus-kasus tersebut.
Sementara itu, satu kajian lain pula mendapati ada hubungan antara percobaan bunuh diri dengan tempoh waktu seseorang tentara itu ditempatkan di kawasan peperangan, terutama di Iraq dan Afghanistan. (Arrahmah.com)