WASHINGTON (Arrahmah.com) – Angkatan darat AS, pada Rabu (29/10) mengumumkan rencana kerjasama dengan Lembaga Kesehatan Mental untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor resiko bunuh diri yang terus meningkat dikalangan tentara AS dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam keterangannya, Angkatan Darat AS akan mensurvey ribuan tentara untuk dijadikan objek penelitian. Mereka akan diwawancarai untuk memberikan akses data base, termasuk para medis, personil dan sejarah. Objek penelitian nantinya akan meliputi para prajurit yang telah bergabung dalam pelatihan perang dan mereka yang telah kembali dari medan peperangan. Kerjasama identifikasi itu diperlukan guna mengungkap penyebab terus meningkatnya jumlah tentara AS yang melakukan bunuh diri.
Data yang dikeluarkan oleh militer AS, menyebutkan, bunuh diri di kalangan tentara dalam Angkatan Darat terus meningkat sejak invasi Irak tahun 2003. Pada tahun 2007, 115 tentara dilaporkan tewas bunuh diri atau mencapai tingkat 18,1 per 100.000 orang, atau 1 persen lebih rendah dari tingkat bunuh dikalangan penduduk sipil.
Dari 115 tentara, 36 tentara tewas bunuh diri ketika bertugas di luar negeri, 50 tentara telah ditugaskan di beberapa daerah dan dipulangkan, dan 29 belum pernah ditugaskan. Hanya sebagian kecil yang sebelum diagnosa tekanan post trauma kekacauan.
Angka bunuh diri dikalangan militer AS pada tahun 2008 ini diperkirakan akan melebihi jumlahnya pada tahun lalu. Hingga Agustus 2008, sudah terjadi 62 kasus yang telah dikonfirmasi ke Angkatan Darat AS. Sementara,masih ada sekitar 31 kematian lagi yang masih diinvestigasi apakah tewas karena bunuh diri atau tidak.
Menurut Dr S. Ward Cassells, Asisten Sekretaris Pertahanan untuk urusan kesehatan, diantara penyebab utama yang memicu bunuh diri antara lain, masalah perkawinan atau hubungan, pekerjaan miskin kinerja, perasaan kegagalan di medan perang dan alkohol atau penyalahgunaan narkoba.[Hanin Mazaya/nyt/SI]