BLORA (Arrahmah.com) – Sebagai upaya mengantisipasi berpindahnya orang-orang Nahdhatul Ulama (NU) ke paham lain, Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Blora berencana mendirikan radio dakwah.
Radio dakwah dinilai diperlukan karena belakangan ini banyak warga NU di daerah Blora yang meninggalkan paham NU setelah mereka mendengarkan siaran dakwah yang disampaikan oleh ormas Islam yang berpaham selain NU.
“Di MWC NU Banjarejo saja, sedikitnya ada tujuh warga yang keluar dari NU setelah mendengarkan pengajian dari sebuah radio di Solo milik organisasi lain (baca: Radio MTA_ed),” ujar Syuhada Hasan, salah satu aktivis NU disana.
Hasan berpendapat radio yang banyak didengarkan warga NU di Blora tersebut sering mengritik ajaran NU. Seperti mengritik tahlil, bancaan, kenduri, dan manakib.
“Orang NU rata-rata tinggal desa-desa dan pemahaman agamanya cukup terbatas, ternyata cukup mudah dipengaruhi siaran radio yang setiap hari diperdengarkan”, demikian penuturan Syuhada Hasan.
Menanggapi hal tersebut, Syuhada Hasan berharap agar PCNU Blora bisa mendirikan sebuah stasiun radio untuk mengimbangi siaran radio dari paham lain. Sebab, kalau tidak diimbangi, nantinya warga NU di desa-desa bisa eksodus ke paham lain. Karena setiap hari mereka dijejali informasi yang ‘menjelek-jelekkan’ ajaran NU, yaitu lewat siaran pengajian dari radio milik kelompok lain.
Sementara itu, Ketua PCNU Blora, H Aunur Rofiq MSi mengatakan, selaku ketua PC, pihaknya sering mendengarkan keluhan tersebut. Bersama pengurus lain, dia sudah mencoba mencari solusinya. Salah satu solusinya PCNU akan mencoba membeli sebuah stasiun radio milik swasta.
“Jika ada kecocokan harga, kita punya rencana untuk membeli sebuah stasiun radio milik swasta. Saat ini masih tahap komunikasi,” ujar Rofiq, yang juga salah satu pejabat di lingkungan dinas pendidikan Blora. (muslimdaily/arrahmah.com)