PARIS (Arrahmah.com) – Lebih dari 100.000 domba akan disembelih di Perancis untuk merayakan Idul Adha. Perayaan ini merupakan salah satu yang paling penting bagi ummat Islam Perancis yang berjumlah empat juta lebih.
Namun otoritas kafir Perancis memberlakukan peraturan ketat dan penyembelihan hewan qurban harus di rumah penjagalan resmi yang telah tersertifikasi terkait keselamatan dan kesehatan hewan.
Siapa yang tidak mengikuti aturan ini akan didenda 15.000 euro atau enam bulan penjara.
Meskine Dhaou, anggota dewan Imam dan pendiri sekolah Islam swasta pertama di Perancis, I’Ecole de la Reussite, mengatakan penyembelihan harus dilakukan di rumah potong hewan untuk meminimalkan penderitaan hewan. Namun dia menyesalkan kurangnya penjagalan yang mampu mengatasi tingginya permintaan selama Hari Raya. “Sangat sedikit penjagalan-di wilayah Paris setidaknya-sehingga penyembelihan seluruh hewan qurban tidak dapat dilakukan pada hari pertama,” ujarnya.
“Kami ingin rumah penjagalan lebih banyak didirikan sehingga setiap Muslim dapat merayakan di hari yang sama, seperti Kristen dan Yahudi yang memiliki hari khusus mereka,” tambahnya.
Tidak ada rumah potong hewan permanen di Seine Denis, di mana Dhaou tinggal bersama sekitar 450.000 Muslim lainnya.
Anggota Dewan Stepahe Troussel mengklaim kepada media Perancis meskipun sekuler merupakan tradisi Perancis, tetapi mereka masih memikirkan masalah orang lokal.
Untuk tahun ketiga, telah dijalankan rumah potong hewan secara mobile di taman besar La Courneuve.
Ada banyak domba tahun ini namun tidak banyak ummat Islam di wilayah tersebut, sehingga pasokan jauh melebihi permintaan.
Hewan-hewan itu akan disembelih di Normandia kemudian dikirim ke sekolah-sekolah di wilayah lain dalam truk berpendingin.
“Rata-rata harga domba berkisar 250-290 euro termasuk biaya pemotongan. Ini bukan kesalahan peternak domba. Kenaikan harga ini karena tempat pemotongan hewan menaikkan biaya dua sampai tiga kali lipat selama Idul Adha.”
Namun Idul Adha bukan hanya tentang memakan daging kambing. Ini adalah urusan spiritual yang berkisah tentang berbagi dan persahabatan, ujar Yvonne Fazilleau, kepala sekolah di Ecole de la Reussite.
“Dimensi persahabatan sangat penting dan tidak hanya di kalangan orang Islam tapi juga dengan tetangga kami,” tegasnya.
“Meskipun mereka non-Muslim, itu kewajiban untuk pergi dan melihatya dan memberikan permen atau kue khusus. Orang-orang terutama di Perancis, berpikir bahwa Muslim hanya antara mereka sendiri. Ini sama sekali tidak terjadi.” (haninmazaya/arrahmah.com)