Oleh: Ir Ali Fatoni
Koordinator Logistik Aksi Bela Islam (ABI) Forum Alumni Muslim Institut Pertanian Bogor (FAM-IPB)
(Arrahmah.com) – Di ajang Jumatan Kubra 2 Desember 2016 di Lapangan Monas dan sekitarnya yang diikuti jutaan orang, sejumlah pedagang gerobak Roti Sari diborong donatur untuk digratiskan kepada para peserta Aksi Bela Islam 3.
Namun, produsen Sari Roti PT Nippon Indosari Corpindo, justru ”kebakaran jenggot”. Perusahaan yang berbasis di Cikarang, Jawa Barat, yang sahamnya dimiliki taipan Salim Grup, ini pada 8 Desember 2016 membuat pernyataan resmi di laman mereka bahwa mereka tidak merestui kegiatan charity tersebut serta tidak berhubungan dengan Aksi Bela Islam 3.
Pernyataan itu kontan memancing reaksi publik, seperti tercetus melalui media sosial twitter.
“Yang menggratiskan pedagangnya, bukan perusahaannya, kenapa perusahaan yang bingung? Saya yakin jika roti yang digratiskan oleh bapak-bapak yang mendorong gerobak Sari Roti, pasti sudah membayar lunas ke pihak agen Sari Roti,” ujar Abdullah Kelrey, Presidium Nusa Ina Institute.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Simanjuntak, kontan menyerukan boikot terhadap Sari Roti.
“Sy baru tahu tentang Sari Roti Ini. Klo gitu Sy scr pribadi ngajak kawan2 @pppemudamuh jamaah @muhammadiyah seIndonesia stop beli Sari Roti,” demikian tulis Dahnil melalui akunnya @Dahnilanzar.
Di media sosial, telah beredar kisah-kisah pemboikotan Sari Roti oleh konsumen.
Walaupun efeknya mungkin belum signifikan, namun setidaknya pemboikotan ini merupakan ekspresi ”semut Ibrahim” – penegasan sikap atau posisi kita.
Haram Muqayyad
Sejumlah ulama Timur Tengah seperti DR Yusuf Qaradhawi.menyerukan keharaman Coca cola, karena perusahaan produk ini mendukung arogansi dan agresi Amerika dan Israel.
Dalam hal ini, Coca cola bukan haram lidzatihi tetapi haram muqayyad. Coca cola bersama sejumlah produk lain mendapat Jubilee Award yang merupakan penghargaan tertinggi dari Israel kepada perusahaan yang memberi sumbangan terbesar untuk perjuangan Israel.
Pada 2002, ulama se-Jawa juga menyerukan agar umat Islam memboikot Coca-cola. Menurut NBC News, The Coca Cola Company telah menyerahkan 100 persen keuntungannya selama empat hari kepada Pemerintah Israel, sejak 28 November sampai 1 Desember 2002.
Terhadap seruan boikot pada Sari Roti, sebuah akun coba mengingatkan jika pedagang yang kemarin menggratiskan roti yang mereka bawa ke lokasi ABI III 212 adalah bagian dari umat muslim.
“@Dahnilanzar nggk kasihan om, abang2 yg keliling pake gerobak dorong sari roti itu kebanyakan muslim lho, gmn mrk nafkahi keluarganya nti?” tulis @EachChoose.
Pemboikotan memang perlu pengorbanan. Baik berkorban selera, harga, gengsi, maupun kenyamanan hidup.
Tapi, berkorban adalah sebuah keniscayaan hidup. There is no life without sacrifice. And no sacrifice is wasted. Tiada hidup tanpa pengorbanan, dan tiada kurban yang hilang terbuang. Begitu kata Sir Oliver Lodge (1929).
Lagi pula, banyak alternatif lain sebagai substitusi (pengganti) Sari Roti. Berdasarkan data LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika) MUI (Majelis Ulama Indonesia), ada 38 produsen dengan ratusan jenis produk roti yang sudah bersertifikat halal (lihat tabel).
Daftar Produk Bakery
Bersertifikat Halal MUI (per Desember 2016)
NO NAMA PRODUSEN JENIS PRODUK
1 PKOPSLW Brownies Kukus Ndeso 1
2 Macarosand 1
3 PPRINDMK Kamila 2
4 D’Broel Cake 2
5 Frizia Cake & Bakery 2
6 PT Kanemory Food Service 3
7 Kart Food Industries Sdn. Bhd. 3
8 PT Gardenia Makmur Selaras 4
9 Tee Yih Jia Food Manufacturing Pte Ltd 4
10 PT Sarimelati Kencana (Komisari) 4
11 PT DPO Indonesia 5
12 Mission Foods (Shanghai) Co. Ltd. China 5
13 PT Fortuna Pacific 8
14 PPRINKJN Dany Mas Bakery 9
15 PT Ciptayasa Putra Mandiri 9
16 Teguh Karya Bakery 10
17 PT Prima Top Boga 11
18 PT Prima Deli Adicipta 12
19 PRINBLA Barokah Bakery 13
20 Natama House 14
(*/arrahmah.com)