“Tenda, yang aku inginkan hanyalah tenda!”
Itu adalah harapan Tahun Baru yang dibuat oleh Shahd, seorang anak Suriah, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya tanpa tempat tinggal dan ketakutan karena perang yang telah menghancurkan negaranya.
Shahd membagikan keinginannya ketika seorang jurnalis dari Al Jazeera bertanya kepadanya apa yang dia inginkan untuk tahun 2022, klip video itu kemudian menjadi viral dan berhasil mengingatkan dunia tentang penderitaan yang sedang berlangsung bagi para pengungsi Suriah, yang kehilangan kota-kota mereka di tangan rezim Bashar Asad dan sekutunya Rusia dan Iran.
Dalam beberapa hari setelah video Shahd beredar online, sebuah badan amal Kuwait mengatakan telah menerima uang dari donor Qatar yang telah menugaskannya untuk memenuhi keinginan gadis-gadis muda tersebut.
Ayah Shahd mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa seorang donor Qatar telah membeli sebidang tanah di Idlib untuk gadis Suriah dan keluarganya dan bahwa pekerjaan telah dimulai untuk membangun rumah untuk mereka.
Selain dari donatur Qatar, banyak orang yang menyatakan kesediaannya melalui media sosial untuk membantu gadis muda itu dan keluarganya. Menurut reporter Qatar yang berbasis di Suriah, keluarga tersebut juga menerima pasokan listrik dan perabotan untuk membantu mereka mengatasi musim dingin yang keras.
Keinginan gadis kecil itu datang setelah hujan deras menghancurkan dinding tempat perlindungannya, yang mendorongnya dan keluarganya untuk pindah ke tenda kakeknya.
Ketika reporter Al Jazeera bertanya kepada Shahd tentang keinginannya berikutnya, gadis kecil itu berkata, “Saya berharap impian semua anak Suriah menjadi kenyataan, seperti saya.”
Mengomentari video tersebut, ayah Shahd mengungkapkan kesedihan yang dia rasakan atas beban berat yang dirasakan oleh anak perempuannya sebagai akibat dari perang. Harapannya di tahun 2022 nanti dia dan keluarganya bisa kembali ke rumah masing-masing.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi [UNHCR], 5,6 juta pengungsi Suriah telah didaftarkan oleh badan tersebut. Perang di Suriah telah berkecamuk selama satu dekade dan kejahatan perang rezim Asad terus berlanjut, memperburuk situasi kemanusiaan di negara itu, dengan semakin banyak orang terlantar selama bertahun-tahun. (arrahmah.id)