TURKI (Arrahmah.com) – Turki telah mengirimkan 30 ambulans dari provinsi perbatasan selatan Hatay ke Idlib Suriah setelah serangan gas klorin terjadi di provinsi barat laut itu, menurut seorang pejabat pemerintah setempat, Selasa (4/4/2017).
Ambulans dikerahkan atas permintaan para pejuang oposisi Suriah, kata pejabat itu dengan kondisi anonimitas karena pembatasan berbicara kepada media, menambahkan beberapa yang terluka akan dipindahkan ke rumah sakit Turki.
Lebih dari 100 warga sipil tewas dan 500 lainnya, kebanyakan anak-anak, telah menderita luka dalam serangan gas klorin yang dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur rezim di kota Khan Shaykun di Idlib, menteri kesehatan pemerintah sementara Suriah, kata Firas Jundi.
Serangan itu terjadi satu hari setelah sebuah pesawat rezim melakukan serangan gas klorin yang sama di kota Al-Kebiasaan di Idlib, yang melukai puluhan orang.
Tahun lalu, sebuah panel investigasi yang ditunjuk PBB menemukan bahwa senjata kimia digunakan pada 2014 dan 2015. Namun, tidak ada langkah-langkah penindaklanjutan yang diambil.
Gas klorin adalah salah satu dari beberapa elemen dan senyawa yang digunakan dalam serangan kimia yang menghancurkan, sangat dilarang oleh perjanjian internasional. Pada tingkat tinggi, paparan gas ini dapat menyebabkan mati lemas karena cedera kimia dalam saluran pernapasan yang mengakibatkan penumpukan cairan yang parah di paru-paru. Anak-anak dan manula begitu rentan terserang.
Sejak Maret 2011, oposisi Suriah telah menuntut diakhirinya lebih dari 44 tahun kekuasaan keluarga Asad dan pembentukan negara demokratis.
Rezim Suriah telah menanggapi protes tersebut dengan kekuatan militer, mendorong negara itu ke dalam pertempuran berdarah yang terus berlangsung antara pasukan rezim dan oposisi.
Sejak itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta menjadi pengungsi di seluruh negeri, menurut PBB.
Sumber lain menyebutkan korban tewas dari konflik enam tahun ini telah mencapai lebih dari 470.000 orang. (banan/arrahmah.com)