LOMBOK (Arrahmah.com) – Pasca gempa berkekuatan 7 SR yang melanda Lombok dan sekitarnya pada Ahad (5/8/2018) malam, Front Pembela Islam (FPI) serta divisi kemanusiaannya Hilal Merah Indonesia (HILMI) lewat instruksi Imam Besar Habib Rizieq Syihab serta merta sigap untuk menerjunkan bala bantuan.
Sebelumnya, Tim Relawan HILMI-FPI juga telah ada di Lombok sejak gempa pertama, 30 Juli 2018 lalu.
Laskar dan relawan berbagai daerah serentak menyambut seruan jihad kemanusiaan Habib Rizieq tersebut.
“Dalam sekejap ratusan laskar dan relawan mendaftarkan diri untuk terbang ke Nusa Tenggara Barat. Konsolidasi tiap daerah dilakukan, menyiapkan apa-apa yang akan dilakukan dan diperbantukan. Ghirah kemanusiaan bangkit. Yang haru dan membanggakan banyak di antara mereka telah menyiapkan dana pribadi untuk pergi,” ungkap HILMI-FPI di situs resminya.
Kloter awal puluhan relawan HILMI-FPI dari Pasuruan dan Malang, Jawa Timur, berserta Ketua Relawan Nasional HILMI-FPI, Habib Hamid Al Jufri, tiba waktu Selasa sore (7/8) di Lombok.
Menembus daerah terisolir
Menempuh sekitar perjalanan 3 jam dari bandara internasional Lombok menuju di mana titik-titik gempa terjadi, Tim Relawan HILMI-FPI langsung melakukan pemetaan kawasan bencana. Mengenali karakteristik medan serta mendata dampak dan kebutuhan bantuan terhadap bencana yang terjadi.
Dilaporkan ribuan rumah, masjid-masjid, dan fasilitas umum lainnya luluhlantak. Belum ditehui dengan pasti berapa nyawa yang tertimbun. Para pengungsi berlindung di tenda-tenda darurat yang seadanya, bahkan ada hanya beralas tanah di tengah puing-puing gempa yang seolah tak berjarak.
“Pukul 19.00 wib, kami media HILMI sempat mendapat laporan cuaca buruk terjadi. Angin kencang dan dingin melanda Lombok Utara. Selang beberapa saat, sebuah rekaman suara dari lokasi bencana diperdengarkan dari perwakilan pengungsi. Terdengar lirih menyayat nurani kemanusiaan, di mana mereka melaporkan tipisnya persediaan air minum yang ada. Banyak pengungsi sangat kehausan. Dan sesaat kemudian, terselip sayup rintih beberapa pengungsi. Tetiba kontak terputus,” tutur HILMI-FPI.
Sekitar pukul 11 malam, komunikasi tersambung kembali dengan masuknya pesan whatsapp sebuah rekaman video tibanya Tim Relawan HILMI-FPI ke lokasi kawasan pusat bencana. Suasana gelap gulita menyambut tim. Samar-samar suasana hamparan kawasan penuh puing-puing dan jajaran tenda-tenda pengungsian, terekam pilu.
Di Desa Kayangan, Lombok Utara itu, Tim Relawan HILMI-FPI langsung berkoordinasi dengan warga dan aparat setempat. Tak berselang lama, di tengah suasana angin yang dingin dan runtutan gempa berskala 4 hingga 5 skala richter, para laskar HILMI-FPI mendirikan posko-posko yang diperuntukan untuk tidur sementara para pengungsi.
Menurut salah satu relawan HILMI-FPI dari Malang Jawa Timur, Andre Aston, sekitar pukul 00.25 wib, 4 buah posko pengungsian telah berhasil didirikan.
Selain di Desa Kayangan, tahap selanjutnya akan didirikan di Desa Malaka dan Desa Gangga. Serta tahapan-tahapan selanjutnya pendirian dapur umum, logistik dan medis. Sambil menunggu kehadiran para relawan HILMI-FPI lainnya, yang rencananya akan diterbangkan hari ini, Rabu, (8/8).
Mengingat kebutuhan tenda serta terpal alas tidur dalam jumlah besar yang dibutuhkan oleh para pengungsi di tengah cuaca angin kencang dan dingin, HILMI-FPI sangat berharap kebutuhan tenda yang telah dipersiapkan dapat secepatnya diterbangkan dan diperbantukan oleh pihak-pihak terkait dari Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
Sumber : http://hilalmerahindonesia.org
(ameera/arrahmah.com)