Bantahan atas Alasan Orang-Orang yang Enggan Berjihad
Sadarlah wahai orang yang benci terhadap jihad yang telah dibebankan kepadanya, yang hendak berpaling dari sunnah taufiq dan kebenaran. Bahwa sesungguhnya engkau terancam untuk diusir dan dijauhkan. Dan engkau -demi Allah- telah diharamkan dari kebahagiaan meraih yang engkau dambakan!! Hal itu tidak lain hanyalah karena sikap tinggal diammu dari berjihad!!.
Apa gerangan yang menyebabkanmu diam dari berperang? Dan mengarungi medan-medan pertempuran? Serta bakhil dari berkorban di jalan Allah dengan jiwa dan harta? Tidak lain penyebab itu hanyalah panjang angan-angan, atau takut kedatangan ajal, atau berpisah dengan yang dicintai baik berupa keluarga dan harta, atau anak, pelayan dan kerabat, atau saudara kandungmu, atau orang dekatmu yang sangat menyayangimu, atau teman baikmu, atau kawan karibmu, atau ingin tambah amal sholeh dulu, atau cinta istri yang mempunyai kecantikan menakjubkan, atau kedudukan yang hebat, atau jabatan yang tinggi, atau istana yang megah, atau pakaian yang mewah, atau makanan yang lezat!
Bukankah sebab-sebab selain ini yang membuatmu tinggal diam dari berjihad dan menjauhkanmu dari Robbul Ibaad. Demi Allah, ini bukanlah sikapmu yang baik! Tidakkah kamu dengar firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang beriman apa sih sebabnya, apabila dikatakan kepada kamu: Berangkatlah untuk berperang pada jalan Allah kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?. Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At Taubah:38).
Perhatikanlah olehmu, hujjah-hujjah yang akan saya paparkan kepadamu! Dengarkanlah olehmu, penjelasan-penjelasan gamblang yang akan saya sampaikan kepadamu. Supaya kamu tahu, bahwa tidak ada yang membuatmu tinggal diam dari berjihad selain apa yang diharamkan dan tidak ada yang menyebabkan kamu tertinggal selain karena nafsu dan syaithon.
Bantahan Alasan Pertama: TAKUT MATI
Adapun perasaan tenangmu kepada angan-angan panjang, takutmu akan datangnya ajal, kehati-hatianmu dari kematian yang pasti datang dan ketakutanmu dari jalan yang pasti akan kamu lalui, maka ini alasan bathil dan hujjahmu itu ngawur dan tertolak.
Demi Allah, sesungguhnya maju berperang itu tidaklah mengurangi jatah umur orang. Dan demi Allah, mundur dari perang itu juga tidaklah menambah jatah umur orang.
Sedang Allah Ta’ala berfirman:
“Tiap-tiap umat itu mempunyai batas timing ajal; maka jika telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkan barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya.” (QS. Al A’raf:34).
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktu ajalnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munafiqun:11).
Allah ta’ala berfirman:
“Tiap-tiap yang berjiwa itu akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami-lah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al Ankabut: 57).
Sesungguhnya kematian itu mempunyai sekarat wahai orang yang sedang terfitnah. Kedahsyatan tibanya kematian itu amatlah keras hanya saja kamulah yang tidak merasakan. Dan kubur itu ada siksanya, tidak ada yang selamat darinya melainkan orang-orang sholeh. Dan di dalam kubur ada pertanyaan dua malaikat yang mengerikan. Sedang Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27).
Sedang di akhirat kelak ada bahaya besar. Manusia saat itu, kalau tidak menjadi orang bahagia ke jannah yang penuh kenikmatan atau menjadi orang yang celaka menuju siksa neraka jahim. Wa naudzubillah min adzaabil jahiim. Sedang orang yang mati syahid aman dari semua itu. Ia tidak akan khawatir sedikitpun dari mara bahaya ini. Dan mati terbunuh itu tidaklah terasa sakit bagi si syahid. Ia hanya merasakan seperti cubitan.
Turmudzi, Nasai dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu anhu dari Rasulullah saw bersabda:
“Orang mati syahid itu tidak merasakan rasa sakitnya terbunuh kecuali hanya sebagaimana rasa cubitan.” (Sunan Turmudzi juz 3 hal 109, sunan Nasa’i juz 6 hal 36 dan sunan Ibnu Majah juz 2 hal 937 dengan sanad hasan).
Ya akh!! Lantas apa yang membuatmu tinggal diam dari menggunakan kesempatan ini? Yang setelah itu kamu akan dijauhkan dari azab kubur, beroleh di sisi Allah tempat tinggal yang baik, aman dari fitnah pertanyaan dan berbagai kegoncangan dan mara bahaya besar setelahnya. Sedangkan para syuhada’ itu, di sisi Robbnya mereka hidup dengan dilimpahi rizki. Tak ada ketakutan lagi bagi meraka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka riang gembira dengan apa yang Allah limpahkan kepada mereka dari karunia-Nya seraya ingin sekali rasanya mereka memberi khabar gembira kepada yang masih hidup. Arwah-arwah mereka berada di leher burung hijau yang terbang ke tempat-tempat tinggi di surga. Berapakah jauh antara terbunuh dengan mulia ini dengan antara kematian yang menyakitkan itu? Demi Allah, sungguh perbedaan antara keduanya amatlah jauh. Dan barangsiapa dilimpahi taufiq itulah orang yang bahagia.
Bantahan Alasan Kedua: CINTA KELUARGA DAN HARTA
Jika kamu mengatakan: Saya terhalangi dari berjihad oleh keluarga dan hartaku, anak-anak dan kerabatku, maka anda salah dan alasan anda ini bathil lagi tertolak. Allah telah menyatakan firman-Nya secara gamblang tak samar lagi:
“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun・(QS. Saba: 37).
Allah Ta’ala berfirman: Zuyyina linnaasi hubbusy syahawaati. Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Minnan nisaa-I yaitu wanita, Wal baniina dan anak-anak, Wal qonaathiiril muqonthoroti harta yang melimpah, minnadz dzahabi wal fidh-dhati dari jenis emas dan perak, yakni sebagai lambang harta paling mulia dan berharga di mata manusia, Wal khailil musawwamati dan kuda-kuda pilihan, yakni sebagai lambang kendaraan mewah yang dibanggakan, Wal an’aami dan ternak, Wal harts dan sawah ladang, yakni pertanian. Kemudian setelah menyebutkan berbagai aneka kebanggaan duniawi ini, Allah menyatakan, Dzaalika mataa’ul hayaatid dun-ya itulah kesenangan hidup di dunia, lalu Allah menutup ayat dengan firman-Nya, Wallahu ‘Indahuu husnul ma-aab. Dan di sisi Allah tempat kembali yang baik yakni surga.
Allah Ta’ala berfirman:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya menjadi kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhoan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al Hadid: 20).
Ayat-ayat yang semisal ini masih banyak lagi. Dan hujah-hujah sangatlah gamblang lagi terang. Tirmidzi meriwayatkan dari Sahl bin Saad radliyallahu anhu dari Rasulullah saw bersabda: “Sekiranya dunia itu bernilai di sisi Allah seberat satu sayap nyamuk niscaya tidak akan Dia beri minum orang kafir darinya seteguk airpun・(Sunan Tirmidzi juz 3 hal 383), sedang hadits tersebut Shahih. Imam Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Saad As Saa’idy radliyallahu anhu dari Rasulullah saw bersabda: “Tempat cemeti salah seorang kalian di jannah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Berangkat pagi-pagi berperang fi sabilillah atau waktu sore lebih baik daripada dunia seisinya. Dan selendang bidadari dari penghuni jannah lebih baik daripada dunia dan seisinya・(Shahih Bukhari no 2892).
Lalu bagaimana kamu bisa terhalangi dari mendapatkan kerajaan besar di jannah ini, oleh keluarga yang sebentar lagi juga akan mati, yang akan dikoyak oleh tangan macam-macam serta diceraiberaikan oleh turunnya bencana? Disertai apa yang muncul dari mereka berupa dendam dan permusuhan, akhlaq buruk dan kedengkian atas bagian-bagian mereka darimu yang terancam lenyap! Mereka menjauhimu saat sedikitnya harta dan mereka berubah tidak lagi menyukaimu saat berubahnya kondisi!! Lebih besar dari semua itu mereka akan lari meninggalkanmu kelak pada hari hisab, mereka akan menuntut atasmu hisab hatta pada perkara seberat atompun di tempat pemberhentian. Sampai-sampai setiap mereka berangan-angan sekiranya dapat selamat dan menimpakkan kepadamu dosa-dosa dan beban-bebannya! Atau, bagaimanakah kamu terhalangi dari jihad oleh harta, yang sebentar lagi pasti akan lenyap, yang saat tiada harta itu engkau dijauhi oleh teman-teman akrab, hubungan antar sanak kerabat pun retak dan kamu ditinggalkan oleh semua kawan yang sebelumnya banyak berhubungan? Kemudian pada hari Kiamat nanti, kamu akan diinterogasi tentang harta: Dari mana engkau dapatkan? Dan ke mana engkau belanjakan? Duhai alangkah ngerinya pertanyaan itu, di hari ketika anak-anak kecil menjadi beruban dan dahsyatnya huru-hara! Pada hari itu manusia sangat banyak hingga berdesak-desakkan dan semakin besar permusuhan. Setiap wanita yang menyusui lupa dengan bayi yang di susuinya dan setiap wanita hamil melahirkan kandungannya karena hebatnya huru hara. Pada hari itu, orang-orang berdosa dapat dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka supaya tidak didengar lagi uzur-uzur dan alasan yang mereka kemukakan! Orang-orang kaya dihisab atas hartanya yang banyak maupun sedikit, yang mewah maupun yang murah, yang kurang maupun yang sempurna. Dan kaum faqir akan mendahului masuk jannah di hari itu daripada orang-orang kaya dengan selisih 500 tahun sebagaimana yang dikhabarkan oleh Rasulullah saw!!
Dari Abu Hurairah rodliyallahu anhu dari Rasulullah saw bersabda: “Fuqoro kaum muslimin masuk jannah sebelum kaum aghniya’ selisih setengah hari, yakni 500 tahun.” Diriwayatkan oleh Tirmidzi juz 4 hal 8-9, Ibnu Majah juz 2 hal 1380 dan Ahmad dalam Musnad juz 2 hal 296.
Jika kamu teringat dengan anakmu yang tercinta dan engkau menyayanginya layaknya sayangnya seorang ayah yang amat sangat sayangnya kepada anaknya, maka ingatlah firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan atau fitnah bagimu; dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghabun: 15).
Demi Allah, sesungguhnya Allah jauh lebih sayang kepada anak daripada sayangnya ayah dan ibunya, saudara dan pamannya. Bagaimana tidak, sedang Dia-lah yang telah mengasuhnya sebelum mereka dengan kasih sayang-Nya ketika dalam kegelapan perut. Dia membolak-balikkannya dengan kelembutan dan kasih-Nya ketika dalam rahim ibu dan sulbi bapak!!
Bagaimana engkau bisa tercegah dari negeri penuh kenikmatan dan bersanding dengan Robbul Kariim, oleh anak yang jika masih kecil engkau dibuat resah olehnya dan jika ia telah dewasa engkaupun dibuat gelisah olehnya! Jika anakmu itu sehat maka engkau sangat mengkhawatirkannya dan jika ia sakit maka hatimu pun takut karena lemahnya! Jika engkau ingatkan, ia akan marah dan pergi. Dan jika engkau nasehati, ia akan dendam dan dengki!! padahal engkau yakin akan kebiasaan durhaka dari kebanyakan anak!! Jika engkau hendak maju, ia membuatmu pengecut, jika engkau hendak bermurah dan berinfaq, ia membuatmu bakhil. Dan jika engkau bersikap zuhud, ia membuatmu cinta dunia! Begitu besar fitnah itu sedang engkau menganggapnya karunia! Begitu merata bala’ itu sedang engkau melihatnya nikmah! Engkau harapkan kegembiraannya dengan keresahanmu, kebahagiaannya dengan kesedihanmu, keuntungannya dengan kerugianmu dan bertambahnya dirham dan dinarnya dengan semakin berkurangnya mizan amalmu!! Engkau bersusah payah diri demi anakmu itu apa yang diluar kemampuan dan oleh sebab anakmu itu engkau masuk setiap kesempitan!! Campakkanlah bayangan ini dari benakmu dan serahkan kepada Siapa yang telah menciptakanmu dan juga menciptakannya dan pasrahkanlah sepeninggalmu dalam perkara rizki anakmu itu kepada Siapa yang telah menjamin rizkimu dan rizkinya! Bagaimana engkau menyerahkan kepada Allah pengaturan anakmu itu ketika dalam kerajaan sebesar ini namun tidak engkau pasrahkan kepada-Nya pengaturan anakmu setelah kematianmu! Apakah kamu punya andil dalam pengaturan anakmu itu sedikit maupun banyak, padahal hanya milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta seisinya dan hanya kepada-Nya lah tempat kembali!.
Demi Allah, engkau tidak dapat memberi untuk anakmu dan juga untukmu manfaat atau madhorot, kehidupan atau kematian dan kamu tidak mampu menambah umurnya sesaatpun dan tidak pula rizkinya sedikitpun. Bisa jadi tiba-tiba kamu diterkam oleh maut lalu kamu sudah tergeletak dalam kubur, tertawan oleh amal perbuatanmu. Dan sepeninggalmu itu anakmu tercinta menjadi yatim, hartamu diambil oleh pewarismu entah sebelumnya ia musuhmu atau kekasihmu dan sanak kerabatmu pun berpisah-pisah!! Saat itu, baru kamu akan mengatakan: Duhai kiranya dulu aku bersama para syuhada’ sehingga meraih keberuntungan. Lalu dikatakan kepadamu: jauh・auh sekali. Telah berlalu apa yang sudah berlalu. Amat besarlah penyesalanmu hari itu. Engkau pun lalu sendirian dengan apa yang telah engkau kerjakan dulu dari kebaikan dan keburukan! Dengarkanlah firman Allah Al Azzizul Ghoffar, mengingatkanmu apa yang membuatmu tertipu: “Hai manusia, bertaqwalah kepada Robbmu dan takutilah suatu hari yang pada hari itu seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula syaitan penipu memperdayakan kamu dalam menaati Allah.” (Luqman: 33).
Ini, jika memang anakmu itu termasuk orang-orang bahagia di akhirat maka jannah akan menghimpun antara kamu dengannya. Dan jika sekiranya ia termasuk golongan yang celaka maka hendaknya semenjak sekarang jangan berkumpul lagi antara penghuni jannah dengan penghuni nar, antara orang baik dengan orang jahat!! Barangkali Allah mengaruniakanmu syahadah sehingga kamu dapat mensyafaatinya. Dan dengan perpisahanmu itu, kamu sedang dalam rangka usaha menyelamatkannya dari azab dan janganlah menjauh untuk melakukan itu. Karena pada hari Kiamat nanti manusia akan lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannnya. Dan Allah menunjuki siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus.
Bantahan Alasan Ketiga: CINTA NEGERI DAN KEDUDUKAN
Jika anda mengatakan: Terasa berat bagi saya untuk berpisah dengan istanaku dan bangunannya yang megah itu. Dengan pelayan-pelayanku di situ. Dengan kebahagiaan dan kenikmatanku di situ. Maka perkataan anda ini bathil dan alasan anda jelas-jelas tertolak. Apa sih istana yang kamu ceritakan itu hingga bisa mencegahmu dari berjihad? Istanamu itu tak lain hanyalah sebuah bangunan rumah dari tanah, batu dan pasir. Dari pasak, besi dan kayu. Kalau tidak disapu, banyak kotorannya. Kalau tidak diberi lampu, amat sangat gelapnya. Jika tidak dirawat bangunannya maka amat cepat ambruknya. Dan sebentar lagi ia akan jadi seperti tanah. Akan ditinggalkan oleh para penghuninya dan mereka akan pindah darinya. Bekasnya akan dihilangkan, beritanya akan segera hilang, gambarnya akan lenyap dan namanya akan dilupakan orang.
Gantilah istanamu yang cepat lenyap itu wahai orang yang tertipu, dengan tempat tinggal yang langgeng. Istana-istananya menjulang tinggi. Cahayanya terang-benderang. Sungai-sungainya mengalir deras. Buah-buahannya dapat dipetik dengan mudah dan rendah dan kesenangannya di sana tak pernah putus. Jika kau tanyakan tentang bangunan jannah, maka ada bangunan emas dan bangunan perak. Tak ada kepayahan dan kecapaian di dalamnya. Jika kamu tanyakan tentang tanahnya, maka dari misk idzfr. Jika kamu tanyakan tentang pasirnya, maka ia berupa mutiara dan berlian. Jika kamu tanyakan tentang sungai-sungainya, maka di sana ada sungai dari susu, sungai dari madu dan tak lupa sungai Al Kautsar. Jika kamu tanyakan tentang istana-istananya, maka ada istana dari mutiara indah. Tingginya sejauh 70 mil ke angkasa. Atau dari permata zamrud hijau yang sangat mengkilap atau permata yaqut berwarna merah yang bangunannya menjulang tinggi. Orang mukmin nanti di setiap sudut-sudutnya memiliki istri dan pelayan-pelayan. Masing-masing tidak saling melihat saking luas berandanya. Jika kamu tanyakan tentang kasur-kasurnya, maka ia adalah kasur yang bagian dalamnya dari sutra, maka apa bayangan anda dengan bagian luarnya?? Kasur yang tebal lagi empuk antara kasur lainnya selama 40 tahun. Di atasnya tidak ada tidur dan tidak pula rasa kantuk. Bahkan mereka diatasnya bertelekan berhadapan-hadapan dengan sebagian lain saling tukar pertanyaan. Jika kamu tanyakan tentang makanannya, maka hidangan-hidangannya telah diletakkan dan makanannya tersedia sepanjang masa. Buah-buahannya tidak terlarang dan tidak pula terputus-putus. Bahkan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak tempatnya. Laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang saling berlomba-lomba.
Penghuninya tidak berak dan tidak pula kencing. Tidak meludah dan tidak pula ingusan. Makanan mereka meresap keluar dari kulit mereka, wanginya bak kesturi dan warnanya bak putihnya perak permata. Lalu tiba-tiba perutpun sudah kosong lagi seperti semula. Jika kamu tanyakan tentang pelayan-pelayannya, maka mereka adalah pelayan-pelayan muda yang tetap muda sepanjang masa. Sebagaimana yang Allah firmankan tentang mereka:
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan yang muda dan tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di surga sana, niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Robb mereka memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesunguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah diberi balasan.” (QS. Al Insan: 19-22)
Intinya, semua yang kuceritakan kepada anda ini hanyalah sebagian dari berita yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Dan jikalau tidak, maka di jannah terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas oleh hati anak manusia! Dan jika kamu tanyakan tentang masa tinggal penghuni jannah di dalam kenikmatan yang besar dan tempat yang mulia ini, maka mereka di dalamnya tinggal selama-lamanya. Terus hidup tidak pernah mati. Terus muda tak pernah tua. Terus sehat tak akan sakit. Gembira tak pernah sedih dan puas tak pernah marah・tiada rasa khawatir akan terputus dari kenimatan itu dan terusir dari tempat itu. Selamanya mereka merasa aman berada di tempat yang aman. Do’a mereka di dalamnya adalah subhaakallahumma, puja dan puji mereka kepada Allah, dan salam penghormatan mereka ialah salam, sejahtera dari segala bencana. Dan penutup do’a mereka ialah alhamdulillah robbil alamin, segala puji bagi Allah Robb semesta alam. Hendaknya anda bandingkan dengan akal anda antara kerajaan besar lagi megah ini dengan istanamu yang berumur pendek dan bernilai rendah. Dan renungkan jika anda tinggalkan istana anda dengan membawa syahadah, kemana anda akan berada・sesungguhnya tempat tinggal anda di istana itu benar-benar suatu tipuan dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh All Khabiir, Allah Yang Maha Mengetahui.
Bantahan Alasan Keempat: INGIN MEMPERBAIKI AMAL
Jika anda mengatakan: Saya duduk tidak berangkat jihad karena saya ingin panjang umur dulu untuk memperbaiki amal. Maka perkataan anda ini bathil dan alasan anda ini tertolak. Sesungguhnya ucapan yang terlontar dari diri anda ini hanyalah akibat dari sikap ghurur. Demi Allah tidak pernah ada yang namanya menunda ajal yang telah ditakdirkan. Allah Ta’ala berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah sekali-kali syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 5-6)
Ucapan seperti ini hanyalah dari jebakan iblis terlaknat dan bukan dari keinginan para wali dan kaum sholihin. Bukankah para sahabat dan tabiin pilihan lebih berhak dengan niat ini jika kamu itu memang termasuk orang-orang yang jujur?! Seandainya para sahabat dan tabiin lebih condong memilih untuk menunda ajal, niscaya mereka tak akan melakukan hal-hal yang beresiko besar di jalan Allah. Dan seandainya mereka melakukan hal itu, niscaya mereka tak akan pernah memerangi orang-orang musyrikin dan kuffar dan melakukan infansi ke negara-negara lain! Tidakkah engkau pasang telingamu, hai orang yang terfitnah, untuk mendengarkan baik-baik firman Allah Ta’ala: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kamu jika mengetahui.” (QS. At-Taubah: 41)
Tidakkah engkau mau renungkan baik-baik jika engkau memang orang yang paham, firman Allah Ta’ala: “Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk tak berperang karena uzur satu derajat.” (QS. An Nisa: 95)
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya berdirinya seseorang pada barisan di jalan Allah, lebih utama daripada ibadah yang dia lakukan di tengah keluarganya selama 70 tahun.” Diriwayatkan oleh Baihaqi dalam Sunan Kubro juz 9 hal 160-161, Turmudzi dalam Sunannya juz 3 hal 101-102 dan Hakim dalam Mustadrak juz 2 hal 68. Sanadnya hasan.
Wahai orang yang tertipu, ketahuilah bahwa tidurnya seorang mujahid itu lebih utama daripada qiyamullail dan puasa sepanjang masa!! Baiklah, anda benar apa yang anda ucapkan, namun bukankah amal anda itu masih diragukan antara ditolak dan diterima? Bukankah di hadapan anda masih ada perkara yang menyentakkan dan mengerikan? Bukankah anda akan menghadapi hari mahsyar dengan huru haranya yang menakutkan? Tidak, demi Allah, sesungguhnya anda tidak tahu apakah amal yang anda lakukan itu dapat menyelamatkan anda atau malah melemparkan anda!! Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian terang-terangkan. Dan jika kalian mati atau terbunuh, hanya kepada Allah juga kalian akan dikumpulkan!
dari beberapa sumber shahih