JALUR GAZA (Arrahmah.id) – Kelompok Perlawanan Palestina, Hamas membantah tuduhan bahwa pihaknya menjadikan rumah sakit di Jalur Gaza, terutama Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, sebagai markas komando. Hamas bahkan mengundang PBB untuk menyelidiki tuduhan tersebut, seperti dilaporkan Al-Jazeera pada Rabu (15/11/2023).
Bantahan tersebut disampaikan oleh Hamas setelah “Israel” kembali menuduh pihaknya memiliki pusat komando di bawah RS Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.
Pasukan “Israel” bahkan mengepung dan menjadikan RS Al-Shifa sebagai target operasi darat sejak akhir bulan lalu.
“Israel” juga menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dan terowongan bawah tanah untuk menyembunyikan para tawanan.
Juru bicara militer “Israel”, Letnan Kolonel Peter Lerner, secara terpisah menuturkan kepada CNN, bahwa rumah sakit dan kompleksnya bagi Hamas telah menjadi ‘pusat operasi mereka, bahkan mungkin jantung yang berdetak dan mungkin bahkan pusat gravitasi’.
Amerika Serikat (AS) dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (14/11) waktu setempat menyebut intelijennya mendukung kesimpulan “Israel” tersebut.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, secara terang-terangan menuduh Hamas dan militan Jihad Islam mengoperasikan ‘pusat komando dan kendali dari Al-Shifa di Gaza City’.
Kirby juga menuding Hamas telah memanfaatkan rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk RS Al-Shifa, sebagai tempat menyimpan peralatan dan persenjataan.
“Itu adalah kejahatan perang,” ujarnya seperti dilansir AFP.
Dalam bantahannya, Hamas mengundang PBB untuk menyelidiki secara langsung tuduhan-tuduhan yang dilontarkan “Israel” dan AS, bahkan menyatakan pihaknya akan senang jika PBB sungguh melakukan penyelidikan.
“Kami memperbarui seruan kami kepada PBB untuk membentuk komite internasional untuk menyisir dan memeriksa semua rumah sakit untuk menemukan kebohongan yang menjadi narasi pendudukan dan sekutunya, Washington,” ujar Hamas dalam pernyataannya.
Hamas juga menyebut dukungan AS terhadap tuduhan Israel itu telah menjadi ‘lampu hijau untuk pendudukan melakukan pembantaian yang lebih brutal terhadap rumah sakit, dengan tujuan menghancurkan sektor kesehatan’. (Rafa/arrahmah.id)