JAKARTA (Arrahmah.com) – Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) menegaskan tak terlibat sedikit pun dalam aksi terorisme di Solo, Jawa Tengah. Polisi diminta jangan gegabah dalam mengidentifikasi kelompok teror.
“Saya heran kenapa selalu dilarikan ke JAT. Polisi seharusnya cukup gentle, dalam mengidentifikasi setiap kelompok,” kata Juru Bicara JAT, Sonhadi, Sabtu (1/9) dikutip detikcom.
Menurut dia, JAT selalu jadi tertuduh ketika ada aksi terorisme. Padahal, selama ini, pihaknya selalu berusaha menghindari aksi kekerasan.
“Kenapa kelompok kami selalu dikaitkan. Selalu seperti itu,” tegasnya.
Terkait dua nama yang ditembak polisi hingga tewas, Pria yang akrab dipanggil ustadz Son ini, kembali memastikan bahwa itu bukan anggota JAT. “Keaggotaan kami jelas, punya member. Dari daftar kita, mereka nggak ada,” imbuhnya.
Lebih dari itu, menurut ustadz Son, Ansyaad memang hobby buruk yang suka menuduh tanpa bukti.
“Hanya tebar fitnah dan ini merupakan kebiasaan buruk dia. Jelas 2 nama tersebut bukan anggota JAT dan tidak ada kaitannya dengan JAT,” bantahnya melalui pesan singkat kepada arrahmah.com, Sabtu (1/9) Malam.
Lanjutnya, Ansyaad Mbai mengidap penyakit psikologis rasa takut berlebihan. “Ansyaad terkena penyakit JAT Paranoid Syndrome,” tukasnya.
Sebelumnya kontak tembak terjadi di Jalan Veteran, Solo, Jumat (31/8) malam. Dua pengendara sepeda motor disergap petugas Densus di tengah jalan. Pengendara tersebut melawan dengan tembakan. Menurut saksi, pengendara motor gugur diberondong senjata petugas.
3 Orang dalam baku tembak tersebut kehilangan nyawa. 2 Orang dari pihak pengendara motor dan 1 orang petugas Densus 88 atas nama Bripda Suherman mati. Sedangkan 1 orang dari pihak lagi diamankan aparat.
Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan, dua terduga teroris yang tewas bernama Farhan dan Mukhsin. Keduanya dituduh sebagai anggota JAT. (bilal/arrahmah.com)