BIMA (Arrahmah.com) – Keluarga Can alias Fajar, korban penembakan Densus 88 membantah telah terjadi baku tembak antara aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Can, Senin (15/2/2016). Can meninggal dalam operasi penyergapan itu dalam keadaan tengkurap. Innalilahi wa inna ilaihi roji’un.
“Anak saya ditembak saat tidur, saya melihat langsung,” kata Nurseha, ibu Can, Selasa (16/2/2016), lansir Tempo.
Nurseha menjelaskan, saat Densus datang, ia sedang menggendong anaknya yang berusia tiga tahun. Adapun suaminya, Darwis, duduk dekat Can karena kondisinya stroke.
“Saya tidak disuruh melihat oleh polisi yang datang. Saya tidak menyangka dia tertembak dan tiba-tiba sudah meninggal,” urainya.
Ibunda Can mengaku mendengar enam sampai tujuh kali suara tembakan. Karena anak di gendongan terus menangis, Nurseha minta izin masuk rumah buat mengambil susu dan popok. “Saat mayat dibawa, saya tidak diizinkan masuk. Tidak ada baku tembak, tidak ada senjata di rumah saya,” katanya saat ditemui di rumahnya, Gang Abu Jie RT 01 RW 01, Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.
Nurseha menuturkan selama empat tahun anaknya tidak pernah di Bima. Can adalah anak kedua dari lima bersaudara.
“Fajar tewas karena tertembak dalam keadaan tengkurap,” ucapnya.
Hingga Selasa siang garis polisi belum dilepas dari rumah berpagar bambu dan bercat putih itu. Banyak warga dan tetangga dekat berdatangan untuk mengucapkan belasungkawa.
Wali Kota Bima Qurais Abidin meminta warga tetap tenang dan tak terpengaruh dengan penggerebekan terduga teroris. “Saya minta warga tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa,” kata Qurais.
Tiga terduga teroris yang diduga jaringan Santoso digerebek Densus Senin pagi kemarin. Mereka yang dibekuk adalah Imam alias Herman alias David dan Sogir alias Yanto. Sedangkan yang ditembak mati adalah Can alias Fajar alias Muhammad Fuad.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan penggerebekan tersebut kaitannya dengan jaringan Santoso. Hal itu diketahui, kata dia, karena pelaku yang ditangkap termasuk orang yang melakukan penembakan terhadap petugas patroli di Poso. Selain itu, pelaku terlibat dalam pembunuhan seorang kepala kepolisian sektor di wilayah Bima. (azm/arrahmah.com)