JAKARTA (Arrahmah.com) – Salah satu organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan di Indonesia, Nahdhatul Ulama (NU), mendapatkan kepercayaan dari Bank Dunia dalam bentuk pendanaan tak terbatas untuk kegiatan sosial Ormas yang diklaim terbesar di Indonesia ini. Hal ini sudah dipastikan setelah Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj dan Sekretaris Jenderal H. Marsudi Syuhud bertandang ke markas Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat.
Informasi ini dipaparkan oleh KH. Said Aqil Siradj di Jakarta, kemarin (08/10). Alumnus Universitas Ummul Quro ini mengatakan bahwa dirinya sudah membuka rekening untuk menampung dana dari Bank Dunia tersebut.
“Rekening ini sifatnya tidak sementara, bukan hanya berlaku di kepengurusan PBNU saat ini saja, tapi akan berlaku sepanjang NU berdiri,” ujar lelaki paruh baya kelahiran Cirebon, 03 Juli 1953, sebagaimana dikutip Republika.
Rencananya dana tak terbatas tersebut akan digunakan oleh NU untuk membiayai kegiatan civil society mereka. Seperti diketahui, NU dengan beragam underbouw-nya telah lama bergiat dalam bidang kesetaraan gender, demokrasi, pengentasan kemiskinan, multikulturalisme, serta menjaga hubungan baik antar ummat beragama.
“Ada dua belas Negara lain yang sudah menindaklanjuti bantuan dari Bank Dunia ini. NU mewakili Indonesia karena memiliki lembaga yang terkait dengan isu-isu global, dan pastinya sudah siap untuk mengelola dana bantuan ini,” lanjut suami dari Nur Hayati Abdul Qodir ini.
Selama di AS, mereka berdua juga sempat bertemu dengan mantan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. Kepada wanita yang sempat tersangkut mega skandal Bank Century ini, Kiai Said juga menuturkan tentang kiprah NU dalam penguatan civil society di Indonesia.
Kiprah ‘Anti-Terorisme’ NU
Pada Hari Lahir NU ke-85 pada 17 Juli 2011 kemarin di Senayan, Jakarta, disamping Banser, ada satu laskar yang menarik perhatian khalayak, mereka adalah Detasemen Khusus 99 (Densus 99). Layaknya desk pemberantasan teroris Polri, Densus 88, laskar ini dibuat NU untuk membantu Polri menangani aksi terorisme yang marak di Indonesia.
Densus 99 ini menggambarkan sikap NU terhadap isu global yang sedang ramai, yakni wacana kontra terorisme. Sikap NU terkait kontra terorisme yang paling anyar juga diwacanakan oleh KH Said Aqil Siradj. Hal ini terungkap dalam program ‘Indonesia Malam’ di TV One. Kiai Said menyebut Arrahmah.com dan beberapa situs media Islam lainnya sebagai situs yang mengajarkan terorisme, oleh karenanya pemerintah meski memblokir situs-situs ini. Sebuah pendapat yang kemudian menjadi polemik, dan banyak yang menyayangkan keluar dari sosok Kiai Said.
Sepintas, selain kiprah besar NU terhadap bangsa ini, banyak yang menduga wacana kontra terorisme ini menjadi salah satu wacana global yang kemudian memuluskan langkah NU mendapatkan dana tak terbatas dari Bank Dunia tersebut. Semoga dugaan itu salah. (Doel Jani/arrahmah.com)