KABUL (Arrahmah.id) – Kementerian Keuangan mengatakan bahwa Bank Dunia akan melanjutkan sekitar 45 proyek yang belum selesai di Afghanistan.
Pembayaran untuk beberapa proyek yang terhenti setelah runtuhnya pemerintahan Afghanistan sebelumnya akan selesai pada April 2024.
Menurut juru bicara kementerian, ini akan mencakup CASA-1000.
“Sebagai hasil dari negosiasi kami selama dua tahun dengan Bank Dunia, mereka [Bank Dunia] tertarik untuk terlibat dan melanjutkan proyek-proyek mereka yang belum selesai dan pembayaran untuk proyek-proyek tersebut pada April 2024. Bank Dunia telah membayar $24 juta untuk CASA-1000,” ujar Ahmad Wali Haqmal, juru bicara Kementerian Keuangan, lansir Tolo News (6/12/2023).
Sementara itu, Kamar Dagang dan Investasi Afghanistan mengatakan bahwa dimulainya kembali proyek-proyek yang didanai oleh Bank Dunia akan membantu pertumbuhan ekonomi Afghanistan.
Menurut para pejabat di kamar dagang tersebut, Bank Dunia melakukan proyek-proyek konstruksi, jalan, kesehatan, energi, dan pertanian.
“Di sektor kesehatan, Bank Dunia menjalankan proyek-proyek terbaiknya, mereka membangun rumah sakit dan klinik. Kecuali bangunan untuk Kementerian Pertahanan, Dalam Negeri dan Keamanan Nasional, semua proyek Bank Dunia lainnya adalah di sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi,” kata Khan Jan Alokozay, wakil kepala ACCI.
Para ekonom menyarankan agar Imarah Islam membuat syarat-syarat agar organisasi-organisasi lain seperti Bank Pembangunan Asia dapat melanjutkan operasinya di Afghanistan.
“Dimulainya kembali proyek-proyek oleh Bank Dunia berarti bahwa hubungan kami menjadi lebih baik dengan dunia. Kami berharap Bank Pembangunan Asia dan USAID juga akan datang ke Afghanistan,” ujar Muhammad Nabi Afghan, seorang ekonom.
“Kembalinya organisasi-organisasi ekonomi dunia seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia akan meningkatkan kegiatan ekonomi di Afghanistan,” ujar Mir Shekib Mir, seorang analis ekonomi.
Sebelumnya, Bank Dunia mengatakan bahwa mereka telah menghentikan lebih dari $ 4,5 juta proyek di Afghanistan setelah Imarah Islam berkuasa pada Agustus 2021. (haninmazaya/arrahmah.id)