WASHINGTON (Arrahmah.com) – Serangan yang dimulai pada akhir 2011 mulai meningkat tahun ini, telah mengganggu situs bank dan jaringan perusahaan, ujar sumber.
Serangan ini digambarkan oleh seorang sumber, mantan pejabat AS, dengan signifikan dan berkelanjutan dan menyebabkan kerusakan fungsional dan signifikan.
Konsumen internet banking Bank of America, tidak bisa melakukan transaksi pada hari Selasa pekan lalu dan JPMorgan Chase pada Rabu juga memiliki masalah yang sama.
Seorang juru bicara Chase mengatakan pada Rabu (19/9/2012) bahwa situs untuk konsumen sebentar-sebentar tidak bisa menyedialan layanan, ia mengakui bahwa ada serangan. Keesokan harinya (20/9), Chase mengatakan kelambatan terus terjadi, namun akan terus diselesaikan. Bank of America mengakui bahwa situsnya mengalami kelambatan tetapi tidak mengatakan apa yang menyebabkannya.
Peretas (hacker) Muslim telah menyatakan bahwa serangan itu dipicu oleh video online yang mengejek Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam.
Sekelompok hacker di Timur Tengah telah mengklaim mereka mengambil bagian dalam masalah di kedua bank tersebut. Namun, apakah serangan ini mampu menimbulkan kerusakan lebih serius pada jaringan komputer atau mencuri data penting, belum diketahui.
Berbicara kepada NBC, pejabat keamanan AS menuduh bahwa serangan cyber terhadap kedua bank besar AS ini dilakukan oleh Iran. Tetapi otoritas tidak memiliki bukti untuk menguatkan klaim mereka.
Bank of America, JPMorgan Chase dan Citigroup menolak untuk berkomentar.
Jasa keuangan AS pada pekan lalu memperingatkan bank, broker, asuransi untuk waspada tinggi terhadap serangan cyber setelah Bank of America dan JPMorgan Chase mengalami gangguan.
Serangan seperti ini sangat mengganggu. Jika sebuah website bank secara berulang kali ditutup, dapat merusak reputasi bank tersebut, mempengaruhi retensi pelanggan dan menimbulkan kerugian pendapatan karena pelanggan tidak dapat membuka rekening atau melakukan bisnis lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)