SURIAH (Arrahmah.com) – Hujan deras pada Kamis (27/12/2018) menyebabkan banjir parah di daerah pedesaan Suriah utara, menghancurkan tenda di 11 kamp pengungsi dan meninggalkan puluhan ribu orang menghadapi musim dingin tanpa tempat berlindung.
Menurut laporan kantor berita Anadolu, banjir telah menyebabkan sekitar 25.000 pengungsi mencari perlindungan di kamp-kamp lain.
Penderitaan lebih dari 5,6 juta warga Suriah meningkat pada musim dingin di tengah kurangnya pasokan dasar, tempat tinggal dan selimut di daerah-daerah yang dikuasai pejuang oposisi dan negara tetangga Yordania, Turki, Libanon dan Irak.
Belum ada korban yang dilaporkan akibat banjir, tetapi banyak ternak yang dilaporkan mati.
Permintaan bantuan darurat sejauh ini telah diterima dari kamp-kamp pengungsi Atme, Qah, Omar dan Khirbat Al-Jawz di provinsi Latakia.
Mustafa Yusuf, direktur organisasi pertahanan sipil Suriah atau yang dikenal dengan sebutan White Helmets, mengatakan kepada Anadolu bahwa organisasi tersebut telah menerima banyak permintaan bantuan darurat.
“Sejak kemarin sore, agen kami telah melakukan operasi pencarian dan penyelamatan,” ujar Yusuf pada Kamis (27/12).
Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH) telah mengumumkan bahwa tempat penampungan sementara akan segera didirikan dengan bantuan beberapa LSM lokal.
Orang-orang yang kehilangan tempat tinggal sedang menunggu organisasi dan administrasi kamp untuk mulai bersiap menghadapi bulan-bulan musim dingin dengan menyediakan insulator dan alat pemanas yang akan memungkinkan mereka menahan bulan-bulan sulit di masa depan.
Bagi banyak pengungsi, penantian ini akan lebih lama karena peningkatan jumlah orang yang datang ke kamp-kamp yang melarikan diri dari pertempuran di daerah Jizera Suriah.
Pengungsi Suriah sangat rentan selama bulan-bulan musim dingin ketika suhu turun di bawah titik beku saat keluarga pengungsi yang sudah putus asa dan miskin tidak dapat mengatasi biaya pemanasan, isolasi dan pakaian yang memadai. (haninmazaya/arrahmah.com)