DERNA (Arrahmah.id) – Perkiraan jumlah kematian di kota Derna di Libya setelah bencana banjir dahsyat bisa mencapai 20.000 orang, berdasarkan jumlah distrik yang tersapu banjir, kata walikota Derna, kepada TV Al-Arabiya pada Rabu (13/9/2023).
“Jumlah [kematian] terus meningkat… bisa mencapai 18.000 atau 20.000,” kata Abdulmenam Al-Ghaithi.
Dia mengatakan perkiraan ini didasarkan pada skala kerusakan di wilayah timur, khususnya ketika seluruh lingkungan di Derna tersapu.
Mendukung angka-angka tersebut, direktur pusat medis di kota timur Al-Bayda, Abdul Rahim Mazeq, menyebutkan jumlah korban tewas akibat banjir mencapai 20.000 orang, menurut komentar yang dibuat di surat kabar Asharq al-Awsat.
Ia mengatakan, rumah sakit sudah tidak mampu lagi menampung jenazah para korban.
Juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA), yang menguasai Libya timur, Ahmed Al-Mismari, mengatakan kepada surat kabar tersebut pada Rabu (13/9) bahwa jumlah korban tewas telah melebihi 7.000 – naik dari angka yang dia berikan kepada media lokal pada hari sebelumnya.
Laporan menunjukkan bahwa seperempat kota Derna – yang berpenduduk sekitar 100.000 jiwa – telah musnah akibat banjir.
Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia PBB di Libya mengatakan jumlah korban jiwa bisa mencapai 7.000 orang, mengingat jumlah orang yang masih hilang.
“Jumlah tersebut dapat mengejutkan dan mengagetkan kita semua,” kata pejabat tersebut, yang tidak berwenang memberi penjelasan kepada media dan berbicara tanpa mau disebutkan namanya, kepada AP.
Badai tersebut juga menewaskan sekitar 170 orang di wilayah lain di Libya timur, termasuk kota Bayda, Susa, Um Razaz dan Marj, kata menteri kesehatan.
Korban tewas di Libya timur termasuk sedikitnya 84 warga Mesir, yang dipindahkan ke negara asal mereka pada Rabu (13/9). Lebih dari 70 orang berasal dari satu desa di provinsi selatan Beni Suef. Media Libya juga mengatakan puluhan migran Sudan tewas dalam bencana tersebut.
Banjir juga telah menyebabkan sedikitnya 30.000 orang di Derna mengungsi, menurut Organisasi Migrasi Internasional PBB, dan beberapa ribu orang di wilayah lain Libya timur juga terpaksa meninggalkan rumah mereka, kata badan PBB tersebut.
Banjir merusak atau menghancurkan banyak akses jalan menuju Derna, sehingga menghambat kedatangan tim penyelamat internasional dan bantuan kemanusiaan. (zarahamala/arrahmah.id)