JAKARTA (Arrahmah.com) – Banjir yang menggenangi Jakarta telah melumpuhkan sebagian aktivitas warganya selama lebih dari sepekan, menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh banyak pihak, khususnya oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta yang memegang APBD DKI Jakarta puluhan trilyun, dalam hal ini adalah duet Jokowi-Ahok.
Persoalan banjir Jakarta memang bukan persoalan satu dua orang saja. Namun yang membuat masyarakat geram adalah sesumbar Jokowi – Ahok yang dapat menangani banjir di DKI dalam waktu singkat. Belum lagi saat dilanda banjir seperti sekarang ini sang Gubernur dan Wagub hanya bisa menyalahkan orang lain.
Belum lagi pencitraan yang dibuat oleh media masa dan lembaga survey tentang pencapresan Jokowi, membuat masyarakat Jakarta kesal. “Sudah Jokowi gak usah di gede-gedein capres, capres, benahi aja dulu Jakarta, kalau dia sudah terbukti bisa ,merubah Jakarta menjadi lebih baik baru kita dukung,” kata Ubaidillah, warga Kampung Pulo, korban banjir, bicara di stasiun televisi, Rabu.
Jokowi – Ahok dinilai mayoritas masyarakat belum berbuat dalam menanggulangi banjir. Apalagi dia sempat menuai banyak kritikan dari beberapa tokoh lantaran terus menyalahkan orang lain dan kondisi cuaca atas musibah banjir yang sedang melanda kota Jakarta.
Mulai dari menyalahkan pendahulunya yang memimpin DKI, menilai DPRD yang lambat ketuk APBD, Ahok yang menyalahkan petugas pintu air Waduk Pluit,menyalahkan kota Bogor yang menjadi sumber banjir dengan alasan airnya berasal dari wilayah atas hingga menyalahkan kondisi cuaca, dalam hal ini hujan yang diturunkan Allah, Ta’ala. Psikologi orang panik.
Hingga LSM pegiat dan pemerhati lingkungan Walhi berani menilai Jokowi berperilaku musyrik dengan menyalahkan hujan yang merupakan sunatullah, ketentuan dari Allah terhadap alam semesta ini.
“Yang Banjir Jakarta masih tinggi, Jokowi-Ahok hanya bisa menyalahkannamanya volume air tetap segitu enggak bisa berubah tapi gentongnya ini yang dikurangi. Kalau lama-lama hanya menyalahkan curah hujan nanti masyarakat ini takutnya musyrik, bilang banjir karena Tuhan padahal hujan itu berkah,” ujar Manajer Penanganan Bencana Walhi Nasional Mukri Friatna di Jakarta, Sabtu (18/1/2014).
Jokowi juga menyalahkan para pendahulunya. “Saya baru setahun, yang 20 tahun yang 30 tahun memimpin Jakarta sudah apa?” ujar Jokowi. Namun ia enggan menjelaskan lebih jauh apa apa saja kesalahan para gubernur terdahulu. Ia hanya mengatakan, masalah yang ada sekarang adalah imbas masalah bertahun-tahun lalu.
Atas ucapan Jokowi itu, Ketua DPR Marzuki Alie mengomentari cemooh Jokowi kepada pihak yang disalahkan terkait banjir Jakarta.
“Masalah banjir ini masalah kita bersama, makanya Pak Jokowi ini untuk bekerja saja tidak menyalahkan pendahulu atau siapa-siapa, seperti Pak Sutiyoso tidak bekerja ini kan atau yang lainnya,” kata Marzuki di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Dia mengatakan baik pemerintah, pejabat, maupun Jokowi, menurutnya, dalam situasi seperti sekarang ini, apa yang terucap dari mulutnya terkait salah siapa banjir Jakarta, itu bisa menyinggung perasaan orang lain.
Dalam kondisi tertimpa musibah seperti ini, siapapun wajib untuk menolong saudaranya sesama Muslim. Banyak bertindak serta berupaya jauh lebih bijak ketimbang selalu saja menyalahkan orang lain. Karena belum tentu apa yang kita lakukan itu lebih besar nilainya ketimbang orang lain yang disalahkan dan dijadikan kambing hitam. (azm/m1/dbs/arrahmah.com)