Banjir yang di sejumlah wilayah di tiga kecamatan kota Solo sejak tiga hari terakhir, Sabtu (29/12) mulai surut. Meski demikian, warga yang menjadi korban untuk sementara tetap bertahan di pos-pos pengungsian.
Dari pantauan di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, ketinggian air akibat meluapnya Kali Pepe yang sebelumnya mencapai paha orang dewasa. Saat ini sudah tinggal setumit. Di beberapa titik bahkan sudah mulai mengering, meninggalkan lumpur tebal.
Demikian pula di Kelurahan Kampung Sewu dan Pucang Sawit Kecamatan Jebres, ketinggian banjir telah semakin surut. Beberapa gang yang sebelumnya ditutup karena tidak bisa dilalui, saat ini sudah dibuka kembali.
Kondisi tidak jauh berbeda juga ditemui di Kelurahan Semanggi. Genangan air yang Jumat (28/12), nyaris melumpuhkan akses masuk di sejumlah kampung di wilayah itu, kini sudah mengering.
Namun demikian, sebagaian besar pengungsi tetap memilih bertahan ditempat-tempat pengungsian. Seperti kantor Kelurahan Joyosuran, GOR Manahan, dan Pendapi Gede, Balai Kota Solo.
“Kami masih kuatir kalau-kalau terjadi hujan lagi seperti kemarin. Lagi pula rumah masih kotor, terendam lumpur. Kalau besok terang, rencananya baru mau bersih-bersih,” kata Triono, 35, warga Pucang Sawit yang memilih mengungsi di GOR Manahan.
Sementara itu, distribusi bantuan untuk para korban banjir masih terus dilakukan Posko Induk Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Namun, jumlahnya dibatasi. Sehingga tidak semua permohonan bantuan dari warga bisa dipenuhi sesuai permintaan.
“Karena jumlahnya masih terbatas. Jadi, terpaksa seperti itu supaya bisa merata”, jelas Kepala Humas Solo, Purnomo Subagyo. (media)