GAZA (Arrahmah.id) – Hujan lebat dan suhu beku di Gaza telah menyebabkan warga Palestina yang mengungsi, termasuk bayi, rentan terhadap kematian dan penderitaan.
Otoritas Pertahanan Sipil Gaza melaporkan telah menerima ratusan panggilan darurat dari warga Palestina yang mengungsi yang tenda dan tempat perlindungannya terendam banjir akibat hujan deras, memohon bantuan untuk menyelamatkan anak-anak mereka.
“Petugas kami hanya dapat mengevakuasi warga dari tempat penampungan yang rusak ke tempat lain yang sebagian besar tidak layak untuk berlindung, dan mereka tetap berada di luar ruangan saat hujan dan cuaca sangat dingin,” kata Pertahanan Sipil dalam sebuah pernyataan pada Selasa (31/12/2024).
Pihak berwenang menyerukan “masyarakat yang memiliki hati nurani untuk maju menyelamatkan keluarga-keluarga ini, dan membantu mereka pindah ke tempat penampungan yang layak yang melindungi mereka dari air hujan, khususnya mereka yang mengungsi di kamp-kamp di pusat kota Gaza, Mawasi, Khan Yunis, Rafah, dan Deir al-Balah bagian barat.”
Difficult scene for a displaced family from one of Gaza displacement centers taking shelter in a flimsy tent as the rain continues to heavily fall these days. pic.twitter.com/BCrFvOCm7S
— Quds News Network (@QudsNen) December 30, 2024
Bayi Meninggal Karena Kedinginan
Tujuh warga Palestina, termasuk enam bayi, meninggal dunia akibat suhu beku dan Kantor Media Pemerintah memperingatkan bahwa lebih banyak kematian mungkin terjadi seiring memburuknya kondisi cuaca.
“Kami telah berulang kali memperingatkan tentang bahaya datangnya depresi cuaca, musim dingin, dan gelombang dingin yang bertepatan dengan kenyataan bencana yang dialami rakyat kami,” kata Kantor Media dalam sebuah pernyataan pada Senin (30/12).
Dikatakan bahwa hujan lebat diperkirakan akan terus berlanjut, “menimbulkan bahaya besar yang merupakan ancaman nyata terhadap kehidupan para pengungsi yang menderita akibat kejahatan pendudukan ‘Israel’ terhadap mereka.”
Pernyataan tersebut melanjutkan, hal ini mencakup pembongkaran rumah dan lingkungan tempat tinggal mereka, yang memaksa mereka untuk mengungsi “ke tenda-tenda usang yang tidak melindungi mereka dari dinginnya musim dingin atau gelombang es yang keras.”
Bencana Kemanusiaan
Organisasi hak asasi manusia, baik Palestina maupun internasional, telah melaporkan bahwa mayoritas korban di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Kekerasan yang terus berlangsung juga telah memperburuk bencana kelaparan akut, dengan ribuan anak-anak di antara yang tewas, menyoroti parahnya bencana kemanusiaan tersebut.
Perang telah menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi dari rumah mereka di Gaza, dengan mayoritas pengungsi terpaksa pindah ke wilayah selatan Jalur Gaza yang sudah padat penduduk. Penduduk di Gaza masih terjebak dalam konflik yang sedang berlangsung, dengan sedikit akses ke kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan perawatan medis. (zarahamala/arrahmah.id)