MYANMAR (Arrahmah.com) – Myanmar menghalangi utusan hak asasi manusia PBB yang akan mengunjungi negara bagian Rakhine pekan ini. Kelompok hak asasi ini menduga pihak berwenang mengabaikan Muslim Rohingya dalam respon mereka terhadap banjir dahsyat yang telah merenggut puluhan nyawa di Myanmar, lansir WB pada Sabtu (8/8/2015).
Yanghee Lee, pelapor khusus PBB tentang hak asasi manusia di Myanmar, mengatakan dalam konferensi pers pada Jum’at (7/8) bahwa permintaannya untuk mengunjungi negara itu ditolak bahkan “sebelum” awal kunjungannya.
Kerusuhan yang dipimpin umat Budha, yang meletus pada tahun 2012, telah menyebabkan sekitar 140.000 warga Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian dalam kondisi putus asa.
Nasib mereka menjadi lebih berbahaya akhir bulan lalu ketika Topan Komen menghantam wilayah di dekatnya Bangladesh, menambah banjir yang telah membawa kehancuran di seluruh Asia Selatan dan Tenggara berikut hujan lebat.
Lee dilarang mengunjungi negara itu di tengah kabar bahwa warga Rohingya sedang “benar-benar diabaikan” oleh pemerintah Myanmar terkait respon terhadap bencana banjir yang melanda.
“Saya sangat percaya pada pentingnya membuat penilaian saya berdasarkan realitas yang saya lihat sendiri di lapangan,” kata Lee.
(banan/arrahmah.com)