Oleh Rosita
Pegiat Literasi
Kabupaten Bandung di kepung banjir, sehingga memperhambat gerak laju pengendara. Selain dari curah hujan yang tinggi persoalan sampah pun ikut serta memperparah peristiwa ini. Seperti halnya yang terjadi di Bendungan Bugel yang berada di aliran Sungai Cikeruh, Kecamatan Cileunyi, kembali dipenuhi tumpukan sampah yang didominasi sampah rumah tangga, mengakibatkan selain dari bau busuk juga menghambat aliran sungai. Pada tahun 2023 sungai tersebut pernah dibersihkan secara bersama-sama oleh Pandawa Grup, Pemkab Bandung,TNI, POLRI, BPBD, BBWS, Mahasiswa, dan Komunitas Lingkungan Bandung Raya.
Menurut salah satu warga yang bernama Saeful (65) mengatakan bendungan sungai itu sudah menjadi langganan penumpukan sampah. Jadi percuma dibersihkan jika pemikiran warganya masih belum sadar akan kebersihan. selain itu ia juga menaruh harapan pada Gubernur Jabar atau Bupati Bandung mendatang bisa atasi permasalahan sampah di wilayah Kabupaten Bandung khususnya di Sungai Citarum. (detikjabar, 24 November 2024)
Penyebab Banjir Berulang
Bencana banjir yang terjadi saat ini bukanlah hal baru melainkan sudah dianggap biasa. Setiap memasuki musim hujan pasti akan mengalami banjir, apa lagi di kawasan-kawasan tertentu yang mendapatkan julukan “langganan banjir”.
Berulangnya banjir bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya masih minimnya kesadaran warga dalam membuang sampah, gaya hidup konsumtif, kurangnya daerah resapan karena pembangunan, drainase yang tidak mencukupi, serta penggundulan hutan.
Semua penyebab di atas dikembalikan akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekular. Kapitalisme yang mementingkan materi atau keuntungan telah mendorong banyaknya pembangunan baik perumahan maupun lainnya yang dijalankan oleh swasta tanpa mempertimbangkan keseimbangan lingkungan. Begitupun gaya hidup komsumtif, dengan berlimpahnya produksi dan barang impor juga peran media yang terus merangsang syahwat belanja, diiringi perkembangan teknologi memudahkan setiap orang untuk bertransaksi. Hal di atas bersumber dari kebijakan ala kapitalis yang sekular. Walaupun negeri ini mayoritas muslim, namun pola pikir dan pola sikap tidak bersandar kepada Islam. Jika pola pikirnya sudah salah baik secara individu, masyarakat maupun negara (penguasa) mengakibatkan pola sikap yang juga salah. Yang penting dapat untung biarkan orang lain kena madaratnya. Jika perizinan dapat mendatangkan pemasukan maka dengan mudah akan diloloskan tanpa menimbang akibatnya. Itulah rusaknya kapitalisme yang tidak mau tunduk pada aturan Sang Pencipta.
Butuh Solusi Sistemik
Masalah banjir butuh solusi sistemik yaitu dengan lslam. Islam bukan hanya agama tetapi ideologi yang didalammya terdapat berbagai aturan tentang kehidupan.
Penguasa dalam sistem Islam memiliki tanggung jawab penuh menyelesaikan masalah sampah juga banjir. Pengerukan sungai akan dilakukan secara berkala, tidak melakukan penggundulan hutan ataupun pembangunan rumah di wilayah resapan air. Hutan dalam pandangan lslam adalah milik umum yang harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sehingga dilarang alih fungsi lahan karena fungsinya sebagai penahan air. Pembangunan rumah akan diatur sedemikian rupa di atas tanah yang tidak subur juga bukan cekungan. Masalah sampah diselesaikan oleh negara secara penuh. Masyarakat pun akan terbina dengan Islam sehingga tidak mengedepankan gaya hidup konsumtif ala kapitalis.
Dalam sistem Islam sejatinya sikap komsumtif itu adalah satu hal yang sangat di benci oleh Allah Swt. Karena itu setiap muslim harus mampu mengendalikan diri dalam membelanjakan hartanya dan juga harus mengutamakan kebutuhan bukan mengedepankan keinginan.
Individu, masyarakat, maupun penguasa akan berhari-hati dalam melakukan apapun berdasarkan kesadaran akan dimintai pertangungjawaban kelak di akhirat. Sehingga kesadaran membuang sampah, dan membuat kebijakan bagi penguasa didasarkan kepada kemaslahatan bukan azas manfaat.
Maka selama pengaturan kehidupan didasarkan kepada sistem kapitalisme sekular, maka selama itu pula berbagai permasalahan termasuk sampah dan banjir akan sulit diurai. Karena bukan hanya masalah sampah saja yang yang menyumbang terjadinya banjir tapi berbagai kebijakan pun mesti dibenahi.
Kebijakan yang menghasilkan keputusan bijak hanyalah bersumber dari Zat yang Maha Bijak yaitu Islam. Sudah saatnya umat mengambil solusi yang benar-benar mampu mengurai masalah yaitu tegaknya sistem Islam saja.
Wallahua’lam bisswab