ASSAM (Arrahmah.id) — Beberapa waktu lalu, banjir dahsyat dilaporkan melanda negara bagian Assam di timur laut India. Namun bencana alam ini diklaim muncul akibat ‘jihad banjir’ yang dilakukan anggota komunitas Muslim setempat.
Beberapa warga Muslim di negara bagian tersebut bahkan telah ditangkap terkait dugaan ini. Nazir Hussain Laskar salah satunya.
Dilansir CNBC (4/8/2022), Laskar mengaku bingung saat polisi mengetuk pintu rumahnya pada Ahad (3/8) dini hari.
Petugas yang menangkap Laskar menuduhnya dengan spesifik, yakni merusak tanggul, yang dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari banjir.
“Saya telah menghabiskan 16 tahun bekerja untuk pemerintah membangun tanggul… Mengapa saya merusak satunya?” kata Laskar yang memang pekerja konstruksi di Assam dan selama ini bekerja membangun tanggul di wilayah itu, melansir BBC (4/8).
Akibat penangkapan itu, Laskar menghabiskan hampir 20 hari di balik jeruji besi sebelum dibebaskan dengan jaminan. Tidak ada bukti keterlibatannya.
Perlu diketahui, dua gelombang banjir melanda Assam pada Mei dan Juni. Kejadian itu menewaskan sedikitnya 192 orang. Negara bagian itu memang banjir setiap musim hujan. Namun tahun ini hujan datang lebih awal dan lebih deras dari biasanya.
Tapi hal ini kemudian menjadi heboh ketika sejumlah pengguna media sosial mengklaim bahwa banjir itu ulah manusia. Ini kemudian dikaitkan ke sekelompok pria Muslim yang disebut dengan sengaja membanjiri merusak tanggul banjir di kota Silchar, negara bagian itu.
Silchar diketahui sebagai kota yang berpenduduk mayoritas Hindu. Amukan massa pun muncul di media sosial.
Hal itu kemudian berujung pada penangkapan Laskar, bersama dengan tiga pria Muslim lainnya. Ini akhirnya memunculkan tudingan bahwa Muslim melakukan “jihad banjir”.
Tuduhan itu pun dibagikan ribuan kali, termasuk oleh influencer terkemuka dengan akun terverifikasi. Klaim itu kemudian diulangi oleh beberapa media lokal.
Laskar, yang kini berada di penjara, mengaku ketakutan saat ini. Ia melihat namanya muncul di sebuah saluran berita televisi, di mana ia dituduh melakukan ‘ihad banjir”.
“Saya takut dan tidak bisa tidur malam itu. Narapidana lain membicarakannya. Saya pikir saya mungkin akan diserang,” katanya.
Sebenarnya pemerintah memang telah melakukan pembangunan tanggul di Assam sejak 1950-an. Negara bagian ini memiliki tanggul sepanjang lebih dari 4.000 km (2.500 mil).
Namun banyak di antaranya dikatakan rapuh dan rentan terhadap kerusakan. Pada tanggal 23 Mei, sebuah tanggul rusak di Sungai Barak, yang mengalir melalui India timur laut dan Bangladesh timur.
Keretakan terjadi di daerah mayoritas Muslim yang disebut Bethukandi. Ini adalah salah satu dari beberapa faktor penyebab banjir besar di Silchar. Insiden khusus inilah yang menyebabkan penangkapan Laskar dan pria Muslim lain.
“Tidak ada yang namanya ‘jihad banjir’… Pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah akan membuat sendiri tanggul untuk mengalirkan air. Tahun ini tidak dilakukan, dan beberapa orang mengambilnya sendiri,” kata inspektur polisi di Silchar, Ramandeep Kaur.
Ini bukan pertama kalinya teori konspirasi anti-Muslim menjadi arus utama di India. Selama pandemi, Muslim India kadang-kadang dituduh menyebarkan Covid-19 dengan sengaja, yang oleh beberapa media India digambarkan sebagai ‘jihad corona’.
Para kritikus mengatakan kekerasan, ujaran kebencian, dan misinformasi yang menargetkan Muslim telah meningkat sejak 2014, ketika partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa. Namun partai membantah hal itu. (hanoum/arrahmah.id)