ADEN (Arrahmah.com) – Delapan orang, termasuk lima anak, telah tewas dan puluhan lainnya terluka dalam banjir bandang di kota kedua Yaman, Aden, menurut para pejabat pada Rabu (22/4/2020).
Jalan-jalan dilalui air yang mengalir deras dan menghancurkan rumah-rumah.
Laporan kematian tersebut menjadikan korban nasional berjumlah 15 orang setelah PBB mengatakan bahwa tujuh orang lainnya terbunuh oleh banjir di utara, tempat konflik panjang di negara itu berkecamuk antara pemerintah dan pemberontak Syiah Houtsi yang didukung Iran.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada AFP bahwa bersama dengan kematian di kota selatan Aden, setidaknya 10 rumah hancur dan 90 lainnya rusak berat.
Banjir memperparah masalah negara, yang tengah berjuang untuk menangkis penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera dan juga menguatkan penyebaran virus corona baru.
“Orang-orang telah meninggal, rumah-rumah rusak, (kamp-kamp untuk para pengungsi) telah terkena dampak dan banjir ini dapat mempercepat penyebaran kolera,” Samah Hadid, direktur advokasi untuk Oxfam Yaman, mengatakan kepada AFP.
Lebih dari tiga juta orang mengungsi di Yaman, yang telah dirusak oleh perang selama bertahun-tahun, di mana mereka tinggal di kamp-kamp yang sangat rentan terhadap penyakit.
“Oxfam memproyeksikan bahwa mungkin ada satu juta kasus kolera tahun ini dengan dimulainya musim hujan di Yaman,” kata Hadid.
“Ini terjadi selain ancaman serius coronavirus di negara ini.”
Setidaknya 35 keluarga terjebak di rumah mereka pada Rabu, rumah mereka terendam air dan lumpur, kata penduduk di Aden kepada AFP.
Ratusan kendaraan terdampar di tengah jalan yang diterjang banjir, dan di salah satu sudut kota, seorang anak lelaki duduk di sebuah kotak styrofoam dan menggunakan papan untuk mendayung melintasi jalan.
Mohammed Abdulhakim, seorang warga Aden, mengatakan situasi di kota itu mengerikan.
“Ada air dan lumpur di rumah saya, mobil-mobil telah tersapu di sepanjang jalan, yang sekarang sepenuhnya terblokir dan hancur,” pungkasnya. (haninmazaya/arrahmah.com)