DHAKA (Arrahmah.id) — Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina meresmikan lebih dari 50 masjid percontohan dan pusat kebudayaan Islam. Upacara pembukaan masjid percontohan ini dilakukan secara virtual, dari kediaman resminya di Ganahaban pada Selasa (17/1/2023).
Sebelumnya, dilansir TBS News (16/1), PM Bangladesh telah membuka 50 masjid pada tahap pertama, 10 Juni 2021.
Dengan membuka masjid percontohan tahap kedua, sejauh ini dia telah meresmikan 100 masjid dari 564 masjid yang dibangun, dengan biaya Taka 9435 crore atau Rp 13,8 triliun di seluruh negeri.
Sheikh Hasina diperkirakan akan membuka 50 masjid lagi dan pusat kebudayaan Islam pada tahap ketiga, akhir Februari mendatang.
Pembangunan sisa masjid dan pusat kebudayaan Islam dijadwalkan selesai pada Juni 2024.
Model masjid dan pusat kebudayaan Islam ini disebut memiliki tempat terpisah wudhu dan shalat bersama, dengan sistem AC.
Selain itu, akan ada pengaturan pendaftaran dan pelatihan untuk jamaah haji, pusat pelatihan Imam, pusat penelitian dan perpustakaan Islam, pojok autisme, dan sistem ritual sebelum pemakaman.
Selain itu pula, fasilitas parkir mobil, hifzakhana, pendidikan pra-sekolah dasar dan pengaturan pembelajaran Alquran, ruang konferensi untuk Islam kegiatan budaya dan dakwah Islam, pusat penjualan buku-buku Islam, fasilitas asrama untuk tamu lokal dan asing, serta masjid.
Menteri Negara Urusan Agama Md Faridul Haque Khan dan Sekretarisnya Kazi Enamul Hassan turut memberikan sambutan pada acara tersebut dari Auditorium Osmani Smriti.
Anggota parlemen lokal, perwakilan publik, pemimpin partai politik, pejabat pemerintah, ulama dan masyarakat umum turut hadir dalam acara ini.
Video dokumenter berkaitan dengan model masjid dan pusat kebudayaan Islam diputar pada acara tersebut.
Dijiwai dengan semangat Islam dan mengikuti jejak Bapak Bangsa Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman, Sheikh Hasina memiliki gagasan untuk membangun 564 model masjid di seluruh negeri.
Tujuan dari proyek ini adalah mempublikasikan persaudaraan Islam dan nilai-nilainya, serta menyebarkan esensi Islam melawan ekstremisme dan militansi, karena agama tidak pernah mendukungnya.
Selain itu, model masjid ini akan menjadi pusat penyadaran terhadap terorisme dan kekerasan terhadap perempuan, serta mensosialisasikan kegiatan pembangunan pemerintah.
Di bawah kategori A, akan dibangun sekitar 69 masjid berlantai empat yang memiliki fasilitas lift. Luas lantai masing-masing 2.360,09 meter persegi dan sedang dibangun di 64 distrik dan kawasan korporasi kota.
Di bawah kategori B, sebanyak 475 masjid sedang dibangun dengan luas masing-masing 1.680,14 meter persegi.
Sementara itu 16 masjid di bawah kategori C di wilayah pesisir, akan memiliki luas lantai masing-masing 2.052,12 meter persegi.
Bapak Bangsa telah mendirikan Yayasan Islam dan mengesahkan UU Yayasan Islam pada 1975.
Sejalan dengan pemikiran Bangabandhu, proyek ini juga berfokus pada pembangunan struktur organisasi Islam yang kuat, dengan mendirikan masjid-masjid dan pusat-pusat kebudayaan Islam di seluruh negeri. (hanoum/arrahmah.id)