COX`S BAZAR (Arrahmah.com) — Pihak berwenang Bangladesh menghancurkan sekitar 1.000 toko milik Rohingya di kamp-kamp. Kelompok hak asasi mengatakan, seperti dilansir Channel News Asia (10/12/2021), langkah itu akan memiliki dampak besar pada mata pencaharian para pengungsi.
Sekitar 850.000 Rohingya dikemas ke dalam 34 kamp di seluruh negeri, yang sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer tahun 2017 di negara tetangga Myanmar yang menurut PBB bisa menjadi genosida.
Bangladesh dipuji karena menerima para pengungsi tetapi kelompok-kelompok hak asasi mengkritik pihak berwenang atas pembatasan di kamp-kamp dan relokasi kontroversial ribuan Rohingya ke pulau yang rawan banjir.
Pejabat kamp Bangladesh yang dipersenjatai dengan ekskavator, palu, dan sekop membuldoser toko-toko di beberapa kamp di daerah Cox`s Bazar pada hari Kamis dan Jumat, membuat pemilik toko Rohingya yang terguncang berebut untuk menyelamatkan barang-barang mereka.
Wakil Komisaris Pengungsi, Shamsud Douza mengatakan, pihak berwenang menghancurkan toko-toko “ilegal” di semua kamp.
“Kami telah mengusir sekitar seribu toko ilegal. Kami menggusur toko-toko ilegal untuk membangun tempat perlindungan bagi Rohingya,” katanya kepada AFP, Jumat (10/12).
Ratusan orang Rohingya berkumpul di lokasi penggusuran saat ekskavator merobek bambu dan struktur baja. Beberapa menangis, sementara yang lain panik.
“Mereka merobohkan toko saya. Itu satu-satunya mata pencaharian saya. Dengan penghasilannya, saya bisa menghidupi keluarga tujuh orang,” kata Al Amin, 30 tahun.
“Ribuan orang Rohingya telah dihantam oleh aksi penghancuran toko ini,” katanya kepada AFP.
“Saya tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Apa yang bisa saya katakan? Tentara Myanmar telah menghancurkan kekayaan kami. Sekarang kami kehilangan kekayaan kami sekali lagi.”
“Keluarga saya harus diberi makan,” kata pedagang kosmetik Abdur Rashid, 24 tahun. “Istri saya hamil. Orang tua saya bergantung pada penghasilan saya dari toko ini. Sekarang saya telah kehilangan segalanya.”
Seorang peneliti kelompok hak asasi internasional yang memantau situasi di kamp mengatakan pihak berwenang menghancurkan toko-toko untuk menekan Rohingya agar setuju untuk pindah ke pulau Bhashan Char yang kontroversial di Teluk Benggala.
“Ribuan pengungsi berusaha mencari nafkah dengan toko-toko ini. Ini akan berdampak besar pada mata pencaharian mereka,” katanya, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Bangladesh sejauh ini telah merelokasi hampir 19.000 orang Rohingya ke Bhashan Char. (hanoum/arrahmah.com)