DHAKA (Arrahmah.id) – Pemerintah Bangladesh pada Kamis (20/10/2022) mengatakan Myanmar telah setuju untuk menerima kembali para pengungsi Rohingya berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani pada November 2017.
“Kabar baiknya adalah bahwa pemerintah Myanmar saat ini telah setuju untuk menerima kembali warga Rohingya, dan sedang mengembangkan fasilitas di Negara Bagian Rakhine,” kata Menteri Luar Negeri AK Abdul Momen pada konferensi pers di ibu kota Dhaka.
Dia menambahkan bahwa Cina sebagai sekutu penting Myanmar akan memfasilitasi proses repatriasi.
Diplomat tinggi Bangladesh itu memberi penjelasan kepada media setelah pertemuan dengan utusan Cina untuk Dhaka, Li Jiming.
Dia, bagaimanapun, mengkritik pihak berwenang Myanmar karena memperumit proses dengan menuntut dokumen identitas dari orang-orang Rohingya.
“Ketika Rohingya melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine, situasinya sangat berbahaya dan mereka datang ke Bangladesh dengan tidak membawa apa-apa kecuali pakaian di tubuh mereka. Bagaimana mereka bisa memberikan dokumen sekarang untuk membuktikan identitas mereka sebagai warga negara Myanmar?” Momen bertanya-tanya.
Dia mencatat dua langkah sebelumnya untuk repatriasi telah gagal karena kurangnya kepercayaan Rohingya pada otoritas Myanmar.
“Jadi, kali ini kami ingin melakukan sesuatu yang berkelanjutan,” ujarnya.
Bangladesh juga mengaku telag melakukan kontak dengan Jepang, Rusia, Inggris, serta India, yang menjadi mitra strategis Myanmar, untuk memastikan kembalinya Rohingya secara damai dan berkelanjutan ke negara asal mereka di Myanmar.
Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,2 juta orang Rohingya di tenda-tenda darurat yang padat di distrik perbatasan selatan Cox’s Bazar. Sebagian besar dari orang-orang tanpa kewarganegaraan ini melarikan diri dari tindakan keras dan brutal militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine pada Agustus 2017. (rafa/arrahmah.id)