TEKNAF (Arrahmah.com) – Polisi penjaga perbatasan Bangladesh (BGB) dan penjaga pantai Bangladesh menyuruh 43 pengungsi Rohingya yang berusaha memasuki Bangladesh melalui pulau St. Martin dengan sebuah perahu pada Rabu (13/6/2012) untuk kembali ke tempat tinggal mereka di Rakhine (Arakan), Myanmar.
Namun mereka tertahan pergi karena perahu mereka rusak ketika sedang mencoba untuk menambat dalam keadaan angin kencang dan hujan deras. Pada keesokan harinya Kamis (14/6) pagi, seorang bayi lahir di perahu itu. Para pengungsi itu akhirnya tetap tinggal di pantai dibawah penahanan penjaga pantai di pulau itu ketika bayi tersebut lahir.
Kemudian pada hari Jum’at (15/6), BGB dan penjaga pantai memberikan para pengungsi perahu baru dan mengirim 44 pengungsi (setelah kelahiran bayi) kembali ke laut sekitar pukul 4:30 waktu setempat.
Seorang pria tua dari kelompok pengungsi itu mengatakan kepada Kaladan Press, “kami melarikan diri ke Bangladesh dari Burma karena desa-desa kami dibakar dan banyak Muslim Rohingya yang dibunuh oleh polisi, Hluntin dan orang Rakhine di Sittwe (Akyab).”
Dia juga mengatakan bahwa mereka pikir Bangladesh adalah negara Muslim dan independen, sehingga mereka melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari pembunuhan oleh polisi, Hluntin (polisi anti huru-hara) yang berkomplot dengan etnis Buddha Rakhine, dan mereka percaya bahwa mereka akan mendapatkan perlindungan dari otoritas Bangladesh.
Lebih jauh pria itu mengatakan, “setidaknya, otoritas Bangladesh harus memberikan kami sebuah tempat kecil di tengah hujan deras dan angin sebagai manusia. Bangladesh mendorong kami kembali dalam cuaca buruk, padahal mereka dapat mendorong kami kembali ketika cuaca telah normal. Hal itu akan baik bagi kami.”
Ada sejumlah perahu yang masih terombang-ambing di muara sungai Naf, dimana berisi para pengungsi yang termasuk wanita dan anak-anak yang terluka.
Ribuan pengungsi Rohingya telah diusir dari Bangladesh dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya pada hari Selasa (12/6) BGB pun telah mengusir tiga perahu pengungsi Rohingya yang berusaha menyelamatkan diri ke tanah Bengali itu. (siraaj/arrahmah.com)