DHAKA (Arrahmah.id) — Bangladesh, salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim, mendirikan masjid untuk anggota komunitas waria atau transgender.
Sebelumnya, para anggota komunitas ini sering kali diusir dari tempat ibadah. Namun, sekarang Bangladesh sengaja membangun sebuah masjid agar mereka bisa beribadah.
“Mulai sekarang, tidak ada yang bisa menolak komunitas waria untuk shalat di masjid kami,” kata pemimpin komunitas, Joyita Tonu, dalam pidatonya di depan jemaah yang memadati masjid, seperti dikutip dari AFP (29/3/2024).
“Tidak ada yang bisa mengejek kami,” tambah wanita berusia 28 tahun itu.
Masjid yang dibangun di atas tanah sumbangan pemerintah itu terletak di dekat Mymensingh. Tepatnya di utara Ibu Kota Dhaka, di tepi Sungai Brahmaputra.
“Saya tidak pernah bermimpi bisa shalat di masjid lagi seumur hidup saya,” kata Sonia, salah satu anggota komunitas yang sempat belajar di pesantren.
Sonia bercerita, setiap kali dia mengungkapkan identitasnya sebagai waria, dia selalu dicegah untuk beribadah di masjid.
“Orang-orang akan mengatakan kepada kami: ‘Mengapa kalian waria di sini, di masjid? Kalian harus shalat di rumah. Jangan datang ke masjid,’” ungkapnya kepada AFP.
“Itu memalukan bagi kami, jadi kami tidak pergi,” tambahnya.
“Sekarang, ini masjid kami. Sekarang, tidak ada yang bisa mengatakan tidak.”
Seorang imam masjid, Abdul Motaleb, mengatakan diskriminasi terhadap waria bertentangan dengan kepercayaannya.
“Mereka sama seperti umat lainnya yang diciptakan oleh Allah,” kata imam itu kepada AFP.
“Mungkin ada yang laki-laki, ada yang perempuan, tapi semua manusia. Allah menurunkan Al Quran untuk semua, jadi setiap orang berhak untuk shalat, tidak ada yang bisa ditolak.” (hanoum/arrahmah.id)