ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Recep Tayyip Erdogan menjadi tuan rumah dari gadis kecil Suriah berusia tujuh tahun Bana Alabed dan keluarganya pada Rabu (21/12/2016) di Istana Presiden di Ankara. Alabed, adalah gadis kecil Suriah yang menyuarakan nasib anak-anak dan orang dewasa yang terperangkap di Aleppo, Suriah, melalui akun Twitter-nya.
Bana Alabed, ibunya Fatimah, ayahnya Ghassan dan saudara-saudaranya mendampingi Presiden Erdogan dan Ibu Emine Erdogan dalam pemotretan di Istana Kepresidenan.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu juga hadir dalam pertemuan antara keluarga Bana Alabed dan presiden.
Melaporkan percakapan yang berlangsung pada pertemuan tersebut, Anadolu Agency mengatakan bahwa Bana Alabed memberikan ucapan “salam dari anak Aleppo” kepada Erdogan.
“Kami sangat mencintaimu. Anda membuat kami keluar dari Aleppo. Kami menderita di sana. Mereka mengebom rumah kami. Kami dibiarkan tanpa makanan. Terima kasih,” kata Bana kepada Erdoğan.
Bana mengatakan kepada presiden Erdogan bahwa ia takut untuk pergi keluar di Aleppo karena bom jatuh setiap hari.
Erdogan memberikan hadiah mainan untuk Bana dan saudara-saudaranya selama pertemuan tersebut.
Melalui akun Twitter yang dikelola oleh ibunya, Alabed sering memposting video dan foto-foto dirinya dan kakaknya yang sedang menulis atau sedang membaca dalam upaya untuk mengalihkan perhatiannya dari serangan udara.
Bana merupakan salah satu dari ribuan orang yang dievakuasi dari Aleppo dalam beberapa hari terakhir di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan Rusia. Dia dievakuasi pada Senin (19/12).
“Aku meninggalkan Aleppo Timur,” Tweet-nya, dan Bana ditampung di Idlib.
Para pejabat Turki berjanji bahwa dia diundang untuk datang ke Turki bersama keluarganya tapi tidak jelas kapan ia akan menyeberang.
Setelah pertemuannya di Ankara, Bana menulis di akun Twitter-nya, “Sangat senang bertemu dengan Mr. Erdoğan.”
Bana, yang memiliki 330.000 pengikut Twitter, sebelumnya telah memohon kepada Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu untuk membantu mereka dan yang lainnya di Aleppo.
Menteri Cavusoglu membalas. “Jaga harapanmu, adikku. Turki mendengar panggilanmu. Kami bekerja keras untuk mengakhiri mimpi burukmu dan mimpi buruk banyak anak-anak di Suriah.”
(ameera/arrahmah.com)