DHAKA (Arrahmah.com) – Mantan sekjen PBB, Ban Ki-moon, percaya Myanmar tidak memainkan peran yang diharapkan dalam memulangkan para pengungsi dari Bangladesh ke tanah air mereka untuk menyelesaikan krisis Rohingya.
Berbicara kepada media setelah mengunjungi orang-orang Rohingya di kamp-kamp pengungsi di distrik Cox’s Bazar, Bangladesh, Rabu (10/7/2019), ia menyuarakan keprihatinan atas keselamatan kelompok etnis tersebut di negara mereka.
Ban yang kini bekerja sebagai ketua Komisi Global untuk Adaptasi, datang ke Cox’s Bazar untuk melihat dampak populasi Rohingya terhadap lingkungan di daerah yang menampung para pengungsi.
Presiden Kepulauan Marshall Hilda Hein, CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva, dan Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen menemani Ban selama kunjungan ke kamp darurat di Kutupalong, pemukiman pengungsi terbesar di dunia.
Laki-laki dan perempuan juga anak-anak Rohingya yang mengenakan pakaian seadanya berkumpul di depan lapak mereka untuk menyambut Ban dan yang lainnya.
Ban mengatakan dia telah membantu puluhan juta pengungsi termasuk warga Suriah ketika dia melayani badan dunia.
“Tetapi apa yang saya lihat hari ini benar-benar memilukan,” tuturnya, berharap bahwa para Rohingya akan dapat kembali ke tanah air mereka dengan selamat dan sehat.
Belum ada kemajuan dalam pemulangan para Rohingya karena kekhawatiran atas keselamatan dan martabat mereka di Myanmar meskipun telah ditandatanganinya kesepakatan.
“Ada kekecewaan besar dan kekhawatiran di antara para warga Rohingya bahwa saya memperhatikan diri saya sendiri,” kata Ban.
“Pemerintah Myanmar harus berbuat lebih banyak agar Rohingya dapat kembali ke tanah air mereka tanpa rasa takut dan teraniaya,” katanya.
Ban, Hein dan Georgieva menanam beberapa pohon di atas bukit tempat para Rohingya berlindung.
Sebelumnya pada hari itu di ibu kota, Ban bersama dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menghadiri sesi pembukaan pertemuan Komisi Dhaka, di mana Hasina meminta masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya untuk mempercepat pemulangan para pengungsi Rohingya.
Ban di Cox’s Bazar mengatakan, “Tidak mungkin bagi Bangladesh untuk menampung sejumlah besar Rohingya untuk waktu yang lama.”
“Saya sangat berharap bahwa akan ada solusi yang harmonis untuk masalah ini,” katanya. (Althaf/arrahmah.com)