ISSAWIYYA (Arrahmah.com) – Darwish Darwish, bocah Palestina berusia dua tahunan menyibak tirai rumahnya untuk menunjukkan di mana kaca jendela yang pecah selama serangan pada Ahad (28/2/2016) malam yang berujung dengan dia menghabiskan beberapa jam di luar kantor polisi “Israel” dengan bertelanjang kaki dan masih mengenakan piyamanya.
Keluarga Darwish yang tinggal di lingkungan Issawiyya di Yerusalem Timur yang diduduki mengatakan pada bahwa mereka masih terguncang oleh pengalaman yang mereka alami, menambahkan bahwa tentara Zionis menggunakan semprotan merica di dalam rumah mereka dan juga memukul beberapa anggota keluarga mereka, lansir WB pada Rabu (2/3).
“Salah satu putra saya sedang tidur, mereka menangkapnya dan mulai membenturkan kepalanya ke dinding tanpa alasan,” ujar Tahrir Darwish, ibu dari Darwish mengenang.
“Saya berlari ke kamar untuk mendapatkan anak saya yang berusia 2,5 tahun (Darwish) dan salah satu tentara mengikuti saya, merebut anak saya dengan menarik kakinya dan melemparkannya ke tanah,” lanjutnya, ia menambahkan bahwa ketika ia kembali ke ruang tamu untuk memegang putra bungsunya tersebut, dia menyaksikan suami, putra dan putrinya dipukuli.
“Salah satu tentara menempatkan bayi saya di bawah tubuh saya dan menginjak saya selama lebih dari 10 menit,” ungkapnya.
Keluarga itu mengatakan tangan mereka terikat dan dikumpulkan di ruang tamu sampai tentara lainnya tiba dan memaksa mereka berjalan sepanjang satu kilometer tanpa alas kaki dan mata tertutup ke parkir mobil yang digunakan oleh tentara “Israel”.
“Kami tinggal di sana sampai jam lima pagi, sementara itu seorang tentara wanita memukuli putriku, dan tentara laki-laki memukuli putra dan suamiku,” tambahnya.
“Ayah saya tiba di sana dua jam setelah kami berada di sana dan anak saya berlari ke arahnya sambil berteriak: ‘kakek, kakek’, tentara memukuli ibu saya dan menyemprotkan gas di mulut saya.”
Suaminya, Tarek Darwish mengatakan serangan itu dimulai sekitar pukul 02.00 waktu setempat ketika ia berupaya mencegah tentara yang ingin menangkap putra mereka Laith yang berusia 17 tahun. Laith diklaim melakukan pelemparan batu ke arah tentara.
Dia melanjutkan, mereka akhirnya dibawa ke kantor polisi di Yerusalem Timur di mana keluarga tersebut ditahan sepanjang hari untuk interogasi.
“Laith dibawa oleh ‘Israel’, kami bertanya mengenai dia kepada polisi ‘Israel’ dan tentara beberapa kali tetapi mereka menolak untuk memberitahu kami di mana dia,” ujarnya.
Sementara pasukan “Israel” akhirnya membebaskan ibu dan ayah dan dua putra mereka, termasuk balita dan tiga putri mereka, namun Laith masih terus ditahan.
Keluarga itu mengatakan mereka masih trauma oleh serangan tersebut dan dua putri mereka menolak untuk pergi ke sekolah sejak saat itu.
Surat kabar “Israel”, Haaretz mengutip pernyataan polisi “Israel” yang mengklaim pasukan “Israel” “diserang” oleh keluarga selama operasi di Issawiyya yang kemudian “berhasil menenangkan para penyerang”. (haninmazaya/arrahmah.com)