KIEV (Arrahmah.id) — Saat perang masih berlangsung dan prajurit Chechen mendukung pasukan Rusia, tiba-tiba Ukraina membela Chechnya.
Ukraina menyiapkan undang-undang yang mengakui kemerdekaan Chechnya dari cengkeraman Rusia. Ukraina akan mendukung kedaulatan Republik Chechnya Ichkeria.
Rusia menganggap langkah Ukraina itu sebagai balasan setelah Vladimir Putin yang mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.
Dua wilayah yang ingin memisahkan diri dari Kiev itu, sejauh ini dikenal sebagai Donbass.
Anggota parlemen Ukraina Alexey Goncharenko dan Musa Magomedov memperkenalkan undang-undang, yang menyerukan parlemen negara itu untuk mengakui kedaulatan Republik Chechnya Ichkeria.
Republik Chechnya Ichkeria yang mayoritas Muslim, sempat memisahkan diri dan berperang dua kali dengan Rusia pada 1990-an dan 2000-an.
Teks rancangan resolusi belum tersedia di situs web parlemen Ukraina, tetapi Goncharenko mengklaim dalam sebuah posting Facebook bahwa Rusia melakukan “pembunuhan dengan kekerasan [dan] genosida” di Chechnya.
“Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, sekutu kuat Presiden Rusia Vladimir Putin, melanjutkan kebijakan teror,” ujar Goncharenko, yang dikutip rt.com (12/7/2022).
Setelah pembubaran Uni Soviet, pemimpin Chechnya Dzhokhar Dudayev secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Rusia, mengosongkan penjara di kawasan itu, dan menyatakan bahwa ia tidak lagi mengakui otoritas Moskow.
Kejahatan terorganisir berkembang pesat, dan Dudayev mendeklarasikan wilayah itu sebagai Republik Chechnya Ichkeria pada tahun 1994, menyatakannya sebagai negara Islam.
Setelah perang dua tahun, Rusia berdamai dengan pemerintah Dudayev tetapi pelanggaran hukum terus berlanjut.
Ketika militan Islam dari Republik memasuki wilayah Rusia Dagestan pada tahun 1999 untuk mengobarkan jihad, Rusia kembali campur tangan, kali ini memenangkan kemenangan yang menentukan melawan separatis Chechnya.
Konflik hampir berakhir ketika Ramzan Kadyrov mengambil alih kekuasaan pada tahun 2007. Kadyrov mengikuti jejak ayahnya, Akhmad Kadyrov, yang berperang melawan Rusia selama perang pertama, tetapi beralih kesetiaan dan menjabat sebagai presiden pertama Chechnya.
Pasukan Khusus ‘Akhmat’ Chechnya saat ini bertempur di Ukraina bersama pasukan Rusia dan tentara Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.
Republik Chechnya Ichkeria secara teknis masih ada di pengasingan, meskipun kedaulatannya belum diakui oleh kekuatan asing sejak pemerintah Taliban di Afghanistan jatuh pada tahun 2001.(hanoum/arrahmah.id)